LOGIKA TERBALIK Revolusi Mental

Hiskia Barus (Semarang)

 

hiskia 5sepedaBapa Tongat berucap tanpa dosa: “Anak kita gak perlu pintar. Yang perlu pintar atau licik itu adalah bapaknya. Saya tamat SMA, itupun Paket C. Sekarang saya sudah S3 dan jadi pejabat penentu. Kalo anak kita gak pintar tapi mau jadi dokter/ insinyur masukkan aja ke universitas abal-abal. Tamat juga nya nanti itu. Saat penerimaan PNS, masukkan ke kantor dinas saya, pasti masuk. Saya penentunya.”


Orangtua yang perlu pintar/ licik. Hahaha ….. Gitu aja kok repot?

Saat anak mau melamar kerja ke satu perusahaan yang ada dalam pikiran anak/ bapaknya adalah siapa family atau kenalan yang ada di perusahaan itu yang penting dilacak. Bukan disuruh anaknya belajar keras untuk ujian. Hehehe ……

Saat anak SMP mengendarai sepeda motor ke sekolaah, bapaknya bukan melarang malah memberi uang Rp. 50 ribu.

“Kalo ditangkap polisi, sogokkan,” kata bapaknya. Hahaha

Seorang koruptor yang keluar penjara dan masih banyak duitnya akan jadi tokoh masyarakat karena sering membantu mesjid, gereja, dll. Masyarakat gak pernah tanya duitnya darimana.

Seorang guru yang jujur sampe tua naik sepeda tua. Rumah Perumnas belum habis cicilan. Kurang dihargai? Tuan Umar Bakri, kali? Hehehe

Seorang politikus memainkan politik uang, malah dibela dan diberikan jempol, Beramai-ramai berkata: “Rakyat membutuhkan !!!”

Inikah mindset – logika yang dikatakan “terbalik”? Inikah yang dikatakan Revolusi Mental?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.