Kolom M.U. Ginting: NENG DAN MASALAH NARKOBA

M.U. Ginting 2Dari pengakuan tersangka pembunuh Neng (Kalideres, Jakarta), terlihat bagaimana pengaruh obat-obatan Narkoba (jenis sabu-sabu) terhadap seseorang yang sudah jadi residivis Narkoba. Otaknya sudah tak normal. Pengaruh Narkoba sabu bagi otak manusia sangat keras, apalagi kalau sudah berulang-ulang.

Manusia kena Narkoba dan kalau sedang mabuk tak bisa lagi dianggap sebagai manusia, karena membunuh atau dibunuh bagi dia sama saja. Tak bisa membedakan perbuatannya itu baik atau tidak baik.

Dalam banyak kejahatan atau pembunuhan, sering ada kaitannya dengan pengaruh Narkoba. Karena itu hukuman berat/ mati bagi pengedar obat-obatan ini bisa mengurangi pengaruh jeleknya. Negeri ini sudah dalam darurat Narkoba, usaha pembasmian peredaran Narkoba harus digiatkan terus. Juga mengerahkan publik penduduk setempat, untuk menjaga serta mengawasi lokal mereka dari gangguan Narkoba dan kejahatan lainnya, bisa menjadi terobosan mujarab sekali.

Paket Satgas Peduli Sosial yang diluncurkan oleh Mensos Khofifah yang mengaktifkan penduduk lokal dimulai di tingkat RT. Penduduk setempat umumnya narkoba 12saling kenal dan bisa dengan cepat mencium gejala tak normal di sekitar tempat tinggal. Kalau banyak mata yang melihat dan banyak hidung yang bisa mencium bau sesuatu, pasti tak ada tempat sembunyi bagi barang busuk. Itulah kekuatan kearifan lokal, memanfaatkan kearifan semua manusia yang ada di tempat tinggal penduduk.

Kalau hanya dengan mengandalkan aparat atau pemerintah setempat, sering tidak efektif dan pengedar Narkoba semakin banyak saja. Tetapi, dengan banyak mata melihat, banyak telinga mendengar, dan banyak hidung bisa mencium gejala tak normal apapun bisa terlihat dan bisa dihindari akibat yang lebih jelek sebagai akibat peredaran yang semakin meluas.


[one_fourth]geng-geng gelap[/one_fourth]

Memang bisa juga terjadi penduduk jadi takut karena diancam atau diintimidasi oleh geng tertentu seperti terjadi di Desa Selok Awar-awar, Kabupaten Lumajang (Jatim). Karena itu, di sinilah perlunya dukungan dari aparat dan pemerintah setempat. Kalau tidak, maka rakyat tak akan bergerak, walaupun kekuasaan geng ini sementara sifatnya di jaman keterbukaan ini. Geng-geng gelap tak lama bertahan.

Sekiranya ada web bersama penduduk setempat akan membikin keterbukaan lebih sempurna lagi karena nantinya semua bisa ngomong apa yang dia lihat dan dia telah cium baunya. Banyak mata, banyak hidung, banyak telinga dan diikuti oleh banyak mulut dan tangan untuk ngomong dan menulis semua yang terjadi sekitar kehidupan masyarakat setempat, inilah senjata ampuh yang akan menjamin suasana aman dan tenteram di tiap pemukiman penduduk.

Ini semua sudah mungkin dikembangkan sekarang, berlainan dengan abad lalu. Dulu, ini tak mungkin  karena tak ada keterbukaan dan yang ada ialah kekuasaan otoriter.

narkoba 10Di daerah-daerah etnis atau daerah kultur tertentu yang masih ketat pengaruh tradisi dan budaya masyarakat setempat seperti Karo bisa dimanfaatkan KEARIFAN LOKAL KARO. Kalau di Gayo pakai kearifan lokal Gayo dan di Batak pakai kearifan lokal Batak. Dengan kearifan lokal suku-suku bangsa ini, dimana semua mata, semua hidung dan semua telinga seluruh suku dipakai untuk menemukan sesuatu yang tak normal dalam masyarakat itu seperti peredaran narkoba, judi, atau juga KORUPSI.

Kalau hanya aparat dan Pemda, tak banyak mata dan telinganya seperti mata dan telinga seluruh suku satu daerah. Kalau ada Pemda atau aparat atau pejabat setempat yang sudah dibeli oleh geng mafia tertentu seperti di Lumajang, di sini harus turun tangan pejabat lebih tinggi dan HARUS PAKAI 3 FORMULA Ahok dalam penterapan Revolusi Mental Jokowi artinya PECAT, PECAT DAN PECAT.

Revolusi Mental ini harus dimulai di kalangan pejabat yang berwenang MEMECAT. Ini adalah revolusi mental dalam praktek!

Hutan-hutan dibakar dan dirambah adalah karena 3 formula Ahok tak pernah dijalankan. Sudah sering jelas dan terang benderang ada pejabat/aparat setempat dapat suap untuk bisa bakar dan manfaatkan lahan, tetapi pejabat/aparat ini dibiarkan saja sampai pensiun menduduki jabatannya. Apakah tak ada orang lain yang lebih baik dan mau mengabdi kepada bangsa ini sehingga orang-orang ini tak pernah dipecat?

Berikanlah kesempatan kepada orang yang mau mengabdi demi rakyat Indonesia, demi lingkungan dan demi masa depan negeri ini. Pecat langsung semua pejabat/ aparat yang sudah pernah dapat suap!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.