Investor dan Asap

Oleh: Penatar Perangin-angin (Jambi)

 

PenatarInvestor, apalah investor. Kerjanya cuma menghambur-hamburkan uang di negara ini. Tak peduli mau berapa milyar rupiah yang dihamburkan, namanya juga investor.

Cuma nyuruh orang negeri ini kerja. Sementara dia cukup bicara pakai uang dan anak negeri ini hanya diberi uang karena disuruh-suruh kerja. Padahal yang dapat hasil dari kerja kita ya, si investor dan sebagian kita yang kerja.

Mentang-mentang si investor cuma bayar pajak yang hanya milyaran rupiah setiap tahunnya, lantas dia bisa sesuka hati nyuruh-nyuruh anak negeri ini jadi manager, general manager, staf administrasi dan karyawan yang cuma makan gaji upahan 2 kali lipat dibanding gaji PNS negeri ini.

investor 2Dasar investor, tahunya cuma menghambur-hamburkan uang di negeri ini. Andai saja dia pergi tinggalkan negeri ini, mungkin kita tidak pula repot oleh investor yang suka hamburkan uang itu. Biar saja hutan kita tetap asri, biar saja asap yang ada hasil dari pembakaran kita sendiri. Kita kan anak negeri, yang tak perlu repot-repot bayar pajak yang gunanya hanya beli alutsista.

Untuk apa menyetor royalti yang hanya buat gaji pegawai negeri ini? Buat apa menyetor PPN yang gunanya cuma buat jalan aspal ke desa-desa? Toh dulu juga desa tidak beraspal, kok.

Toh dulu si General Manager cuma petani sayur mayur biasa, kok. Toh jeruk cukup buat kita makan, kok.


Soal negara mau ada pegawai atau alutsista kan bukan urusan kita. Toh jet tempurnya bukan buat kita bawa jalan-jalan melihat jerapah di kebun binatang. Itu kan bukan buat kita. Itu kan cuma untuk gagah- gagahan tentara saja.

investor 3

Dasar investor, kalau saja kau angkat assetmu, aku pasti sukses. Jauh lebih sukses. Sukses jadi gelandangan pengemis dan miskin di belantara rimba yang asapnya toh tetap juga ada.

Iya bukan, teman-teman?

One thought on “Investor dan Asap

  1. Tulisan ini adalah satu pemikiran untuk merenungkan kegagahan fiktif . . .
    asapnya buatan investor juga hehehe . . . sudah banyak yang ditangkap juga.
    jet tempur buat buat gagah-gagahan tentara saja . . . betul juga ini, sekarang tak banyak juga yang mau digagahi. Paling gagah tentu tukang eksport jet itu. Mereka jadi kaya, kita jadi miskin kadang beli onderdilnya aja gak punya duit. Lalu ngutang tambah duit investor lagi wah wah . . . kalah melulu.
    Dan SBY malah dapat jet yang sudah tak dipakai orang yang katanya hibah tetapi biayanya lebih besar lagi. Sok gagah jadi ketipu hibah.

    Kalau bikin jet sendiri dan diexpor ke Afrika atau ke Inggris nah baru namanya gagah, bukan gagah-gagahan. Kok masih kayak jaman dulu, ‘pilihlah akau mayor udara’, . . . sekarang bikin polusi udara.
    Polusi jet sekali jalan sama dengan polusi satu mobil selama 12 tahun.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.