Kisah Perjalanan: DIPISAH OLEH 2 KEPALA ULAR BESI

Oleh: Antonius Bangun 

 

Antonius GintingSelesai FBF, kami merencanakan jalan ke Praha sebagai bonus. Kami memilih moda kereta api ICE. Depart jam 6.40.


Malamnya kami sudah packing supaya besok pagi tinggal berangkat. Alarm berdering Pkl. 05.00, kami bergegas berbenah dan berangkat jalan kaki menuju Haupbahnhof (HBH). Dingin menusuk sumsum.


Tiket ICE sudah dibeli lewat internet, bayar dengan kartu kredit. Tapi, di Jerman, kartu harus ditunjukkan ke kantor sebelum masuk kereta. Keterangan di tiket departure Pkl. 6.40, peron 7, gerbong 27, nomor tempat duduk 72-76 (kami berlima).

iceJam sudah menunjukkan Pkl. 06.05. Cari seluruh peron, ICE tidak ada. Di peron 7 stand by kereta biasa. Dimana, ya, ICE yang akan membawa kami?

Kereta biasa di peron 7 berangkat, peron jadi kosong, jam sudah menunjuk Pkl. 06.15. Tidak lama datanglah ular besi (ICE), kami lega.

Jam sudah Pkl. 06.20. Monitor di ujung peron tidak menampilkan Praha tapi Munich. Ini bukan ICE kami. Hanya ada satu ICE di seluruh peron jadi pasti inilah ICE kami.

Lalu, kami mencari gerbong 27. Gerbong pertama nomor 31, berikutnta 32, 33 dan seterusnya, nomor makin membesar. Kereta ini sangat panjang, di pagi yang masih agak gelap, tidak terlihat ujungnya. Dimana kereta kami, nomor ini makin ke belakang makin besar.

Waktu berjalan terus dan pintu ICE akan menutup. Laura dan Alexis (cucu, 6 tahun) loncat naik ke gerbong 35. Kami bertiga masih lari ke belakang mencari gerbong 27. Alarm tutup pintu sudah berbunyi, pintu sudah bergerak mulai menutup. Kami pun berlari, meloncat masuk ke salah satu gerbong, itu gerbong nomor 24.

Rupanya kereta ini terdiri dari 2 bagian: gerbong 31 sampai 39 di depan, gerbong 21 sampai 29 di belakngnya. Antara gerbong 30an dengan gerbong 20an dipisahkan oleh 2 Kepala Ular Besi (lokomotif). Kami sudah masuk di kereta yang benar walau gerbongnya salah. Lalu kami berjalan melintasi gerbong demi gerbong akhirnya sampai di nomor 27. Kami duduk dengan terengah-engah. Berhasil….

ice 3Tapi, Laura dan Alexis jauh di belakang tidak bersama kami. Wah bagaimana ini? Mereka ke mana?

Kereta mulai bergerak dan tak lama sudah mencapai kecepatan maksimum. Kemana Laura dan Alexis pergi, apakah mereka akan ke Munich? Bagainana kami bisa bertemu lagi.

Untung di ICE tersedia jaringan Wifi, jadi kami bisa komunikasi dengan Laura. Dua kereta ini terkoneksi tapi dibatasi oleh 2 lokomotif. Laura dan Alexis tidak bisa menyeberang ke gerbong kami.

Di stasiun Aschaffenburg kereta berhenti, Laura dan Alexis turun, lalu pindah ke kereta kami. Luar biasa. Kami bersama lagi setelah “spot jantung” beberapa saat.

ICE: Nurnberg-Frankfurt, 22 Okt 2015.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.