Kolom M.U. Ginting: BRICS GONCANG DOLAR?

M.U. GINTING 3“Kalau ada, Pak Luhut kek, Bakrie kek, atau siapa gitu ingin ke sana, kan akhirnya modalnya dari China, dari asing juga,” pungkas ekonom UI Faisal Basri. 

Dalam soal pinjam modal dia bilang: ’dari China, asing juga’.  Hahaha . . .  Asing dan asing . . .  Asing neolib dan asing China dalam tingkat perkembangan dunia sekarang masih sangat berbeda. Belum tahu perkembangan berikutnya nanti . . .

Sekarang, neolib bikin ’war-based economy’ dan ’terror-based industry’, China tidak bikin itu sampai sekarang, padahal negaranya uangnya ’tak terbatas’, (atau karena itu mereka tidak bikin?). Sekiranya ahli ekonomi Pak Faisal Basri bisa dan rela menjelaskan kaitan ’war-based economy’ dengan neoliberalisme, pasti semakin banyak yang berubah pandangan ekonominya, terutama dalam membedakan modal China dengan modal IMF (dari neoliberal).

Modal China mewakili group ekonomi BRICS.  BRICS adalah asosiasi dari 5 negara ekonomi kuat: Brazil, Russia, India, China and South Africa. 

The BRICS members are all developing or newly industrialised countries, but they are distinguished by their large, fast-growing economies and significant influence on regional and global affairs; all five are G-20 members.[5] Since 2009, the BRICS nations have met annually at formal summits. Russia currently holds the chair of the BRICS group, and hosted the group’s seventh summit in July 2015.

Bilateral relations among BRICS nations have mainly been conducted on the basis of non-interference, equality, and mutual benefit (win-win).

BRICS 2Win-win Solution dalam hubungan antar negara, ’sikuningen radu megersing’ kata orang Karo. Ini yang betul dan sesuai dengan perubahan dan perkembangan jaman atau kemanusiaan. Kebalikan dari sikap neoliberal yang mau mengubah dunia dengan ’war-based economy’ atau GREED AND POWER.




Karena itu juga, ada 2 pendapat besar dalam soal pemimpin atau ahli apa saja sekarang ini. Pemimpin dalam arti pro nasional atau pro neoliberal, dan dalam soal ahli juga begitu, ahli apa saja, mengabdi kepentingan nasional atau kepentingan neoliberal. Dunia jadi lebih sederhana, jangan mau dibikin komplikasi oleh politik apa sajapun terutama politik PENGALIHAN ISU dari pihak neoliberal yang belakangan sudah sangat dipahami di negeri ini setelah isu pengalihan isu Setnov/ Freeport. 

Politik neoliberal telah mempengaruhi seluruh dunia. Di Indonesia terjadi sejak tersingkirnya Soekarno dan digantikan oleh Soeharto sebagai perwakian neoliberal. Itu pulalah awal masuknya perusahaan neoliberal Freeport yang sekarang menjadi persoalan hangat di negeri ini, karena pertarungan langsung antara dua kekuatan; nasional atau neoliberal. Pihak kekuatan nasional ini telah lebih besar dengan munculnya BRICS.

Kita masih akan menyaksikan bagaimana nanti BRICS bisa menggoncang Dollar dengn sangat mengerikan dalam kestabilan monopolinya sebagai mata uang dunia di masa-masa akan datang yang semakin dekat.   




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.