Kolom M.U. Ginting: ITU MEMANG DISKRIMINATIF SUKU

M.U. GintingSikap yang diceritakan oleh Abdi Pranata Purba betul diskriminatif memang, karena memaksakan kulturnya ke kultur suku lain. Seharusnya saling mengakui, saling menghormati, dan saling menghargai sesama suku. Jangan memaksakan kehendak sendiri dalam soal kultur dan tradisi berbagai suku Indonesia.

Sikap diskriminatif ini sangat berbahaya. Tiap suku bangsa berbeda dan punya kultur, tradisi dan way of thinking yang berlainan.

Perbedaan adalah mutlak, dan objektif. Artinya, adalah kenyataan dan tak tergantung kehendak pribadi siapapun. Sangat jelas terlihat dan sangat menyolok juga ialah perbedaan dalam kulturnya. Perbedaan ini jugalah yang telah membikin banyak perang etnis seluruh dunia dan telah makan banyak korban dan di beberapa tempat masih juga perang sampai sekarang, seiring dengan pergolakan ethnic-revival atau cultural-revival rakyat-rakyat seluruh dunia.

Di Indonesia sangat terlihat di Sumut ialah di kalangan orang/ kultur Karo yang berbeda terutama dengan kultur Batak, dan di Aceh ialah di kalangan kultur Gayo dan Alas yang jelas berbeda dengan kultur etnis Aceh. Karena itu juga suku-suku ini mau bikin propinsi sendiri bernama ALA. Suku-suku lainnya di Aceh juga mau bikin propinsi sendiri dalam ABAS.

Di Sumut orang Batak mau bikin propinsi sendiri bernama Protap, dan orang Mandailing mau bikin Sumtra dan orang Melayu mau bikin ASLAB. Karo tentu propinsi Karo. Inilah semua pencerminan kultur dan revival kultur yang ketika di era Orba dianggap ‘satu kultur’ dan dikumpulkan dalam ‘satu karung’ yang dinamai sendiri menurut kehendak masing-masing siapa kuat dan besar lehernya seperti: “Sejak kapan pulak ada marga PURBA dari KARO?”.

Gubernur Aceh yang lama pernah juga ngomong soal budaya dan kultur Aceh yang sama semua, artinya dia terus terang tak mengakui adanya perbedaan, adanya kultur lain seperti Gayo, Alas, Tamiang, Simeulu, dsb.

Sekarang kita sudah sampai ke kenyataan dunia dalam soal berbagai kultur berbeda, Akuilah dan Hormatilah perbedaan berbagai kultur itu! Itulah bakal dasar kedamaian sesama suku bangsa negeri multi etnis Indonesia.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.