sebagai semesta yang tak hanya sebatas lingkaran mata,
kami sering tersesat dalam diri, memijak lumpur naluri
dan tak ayal babi babi birahi kerap menyerbu nafsu suci
lautan akal tak sampai ke segara Tuhan: sengsara iman.
bagaimana mungkin, kami selamat dari sengat piaraan setan
gaun gaun sembahyang terbakar, dan kami telanjang siuman
bayangan penggembala, domba yang hina: menjemput kami
bagaimana ibu, dapat kami kalungkan kalbu kami
jika nasihatmu, jadi jalan hantu karma batu
dalam sel: rekaman kehilangan demi kehilangan yang kami tugal
arwah ayah, seperti penari tabah, tanpa tubuh kecuali tumbal
atas itu, kami meraih pipi waktu.
kubiarkan nadi kami ia kecup. sampai ke wadi memandikan duniawi.
sambil menatap, betapa anggur surgawi sungai di kerongkongan Nabi
Simpang Tiga – Pekanbaru 2014
Catatan redaksi: Mengenai penulis lihat di SINI. Ilustrator: DARUL KAMAL LINGGA KARO (Tigabinanga)