Kolom M.U. Ginting: AHOK HADAPI MAFIA




M.U. GINTING 3Formula Ahok yang sudah terkenal: pecat, pecat dan pecat, sudah terbukti banyak berhasil mencegah segala macam tindakan buruk pejabat. Belum ada formula apapun sebelumnya berhasil mengubah Jakarta. Karena itu, formula Ahok ini adalah pertama di Indonesia dan juga di dunia yang sudah menunjukkan imbasnya sangat positif.

Jakarta yang kotor jadi bersih, rumah kumuh jadi rusun yang bersih, banjir berkurang karena aliran sungai tak terhambat lagi oleh sampah dan kotoran. Dalam persoalan Rusun Kapuk Muara, yang langsung berhadapan dengan RT/RW, lurah dan juga pejabat di Dinas Perumahan yang sudah disinyalir terlibat dalam persoalan jual beli Rusunawa Kapuk Muara itu, tak ada obat lagi selain Formula Ahok itu.

Dengan Formula Pecat itu Ahok berhasil mengubah wajah dan membangun Jakarta. Wajah Jakarta sudah mulai bagus, karena perubahan yang dimulai oleh Jokowi dan Ahok. Perubahan seperti ini tak pernah terjadi selama di bawah kepemimpinan siapapun sebelumnya sejak Kemerdekaan diproklamirkan 17 Augustus Ahok 111945. Rakyat Indonesia dan Rakyat Jakarta khususnya harus bisa, bersama Ahok, mempertahankan dan melanjutkan perubahan dan pembangunan Jakarta.

Fenomena munculnya mafia model Daeng Lalung dan kerjasamanya dengan RT/ RW + pejabat tertentu dari administrasi kota (pimpinan Ahok) adalah gejala yang pasti muncul juga dimana saja. Memang, di Rusun itu ada ’sumber duit’nya, bisa disewakan dengan harga mahal atau dijual mahal kepada pebisnis atau orang kaya Jakarta, walaupun Rusun itu semula diperuntukkan bagi orang-orang miskin yang dipindahkan dari rumah-rumah kumuh sekitar Jakarta.

Pastilah juga sudah jadi pemikiran jauh sebelumnya oleh Jokowi atau Ahok sebelum membangun rusun-rusun itu, yang bakal jadi tempat bersarang mafia model DL karena memang Rusun adalah ’sumber duit’. Di mana ada ’sumber duit’ di situ akan lahir mafia, seperti di ’perusahaan minyak’ atau banyak BUMN. Dan, di mana saja Rusun dibangun, di situ pastilah akan selalu muncul mafia seperti gejala DL itu.




Kalau penghuni asli Rusun itu keluar, kemungkinan akan terdampar lagi ke tempat yang sama seperti semula, ke tempat kumuh lainnya yang masih banyak terdapat di sekitar Jakarta, atau pulang kampung bagi yang ada kemungkinan, dan kemudian ke Jakarta lagi. Jadi, seperti satu proses alamiah dalam lingkaran abadi tak pernah berhenti. Semua ini tentu bertalian paling erat dengan teori Malthus, pertambahan perumahan tak bisa menandingi pertambahan penduduk. 

Karena itu, juga pernah ada yang mengusulkan pengurangan penduduk dengan bom H, karena bom H tidak merusak bangunan dan tidak merusak rusun yang sudah bersusah payah dibangun oleh Jokowi dan Ahok di Jakarta. Tetapi, setelah bom H pertama meletus, kemudian harus juga disusul dengan bom H berikutnya karena fenomena Malthus jalan terus.

Karena itu, juga bom H tak mungkin menyelesaikan perkara Malthus. Dan untuk sementara pakai formula Ahok saja, belum ada obat lain, pemakaian bom H masih jauh, yaitu: 1. pecat, 2. pecat, dan 3. pecat.  




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.