Kolom Joni H. Tarigan: REVOLUSI MENTAL LEGiSLATIF OLEH EKSEKUTIF




joni hendra tariganKita semua tentu masih ingat dengan panasnya kasus “papa minta saham”. Menteri ESDM dan juga mantan Direktur Utama PT. Freeprot Indonesia (Maroef Sjamsoedin) membuat mantan Ketua DPR (Setya Novanto) tidak bisa berkelit. Bahkan manuver perwakilan partai dalam Mahkamah Kehormatan DPR pun tidak mampu mempertahankan permainan Setya Novanto. Manuver tersebut malah semakin menunjukkan  kehormatan MKD yang perlu dipertanyakan. Mungkin sebenarnya, tidak perlu lagi dipertanyakan, karena begitu terangnya arah permainan di MKD.

Walaupun hak politik Setya Novanto tidak dicabut, lantaran mengundurkan diri sebelum ketok palu di MKD, akan tetapi kemenangan itu suatu kenyataan. Setya Novanto lengser dari jabatan Ketua DPR. Kiprah Setya Novanto memang belum selesai, terbukti jabatan beliau menjadi Ketua Fraksi Golkar dan juga dalam proses pencalonan untuk KETUM Golkar yang baru.

Semenjak Jokowi-Jk mengumandangkan REVOLUSI mental, dalam benak saya bahwa semua kalangan harus merevolusi mentalnya yakni Legislatif, Eksekutif, Yudikatif, Media dan Masyarakat. Saya juga beranggapan bahwa hal tersulit yang akan dihadapi dalam revolusi ini adalah revolusi mental di kalangan Legislatif. Menurut

revolusi mental 2
Suasana di Pasar Roga Berastai di suaru senja di bulan Pebruari. Foto: BOY SYAHPUTRA.

hemat saya, saya bukan ahli hukum tata negara, bahwa sulit bagi Eksekutif untuk melakukan revolusi terhadap Legislatif yang kemudian akan menghambat kinerja eksekutif, yudikatif, media dan masyarakat. Akan tetapi lewat kasus “papa minta saham” mau tidak mau “legislatif harus berubah”, mereka dipaksa keadaan untuk merevolusi mentalnya. Dengan teknologi informasi yang sangat maju dan  keinginan rakyat untuk berubah maka tidak ada pilihan bagi siapapun untuk segera berubah. Revolusi di tingkat legislatif sudah terjadi.

Kasus ke dua yang juga masih sangat segar adalah presiden Jokowi meminta agar pembahasan RUU KPK ditunda setelah banyak pihak yang merasa ragu dengan sikap Jokowi. Keraguan itu ada yang berpendapat karena desakan partai pendukungnya. Ada juga keraguan orang yang memang  menganggap Presiden Jokowi tidak tegas. Banyak sekali alasan keraguan masyarakat terhadap Jokowi. Akan tetapi, bagi saya, pak Jokowi bukan ragu oleh siapapun. Beliau justru sedang menjalankan caturnya untuk merevolusi mental semua kalangan. DPR kembali masuk perangkap “Revolusi Mental”. Atau dengan kata lain, Revolusi Mental Tahap 2 di kalangan DPR sedang terjadi.

Bola revolusi itu sudah menggelinding, bersama keinginan semesta rakyat, siapapun yang menghalangi akan tersapu bersih dan Indonesia akan mencapai Indonesia yang lepas landas.

Salam semangat dan perjuangan!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.