Sirulo TV: Penyelamat Anak-anak Sekolah di Berastagi





rikwan sinulinggaRIKWAN SINULINGGA. BERASTAGI. Banyak tanggapan yang mungkin muncul ketika melihat aktivitas bapak ini. Mungkin bagi sebagian orang ini hanya mengisi waktu luang karena menganggap bapak ini tidak ada pekerjaan, cari muka, dan lain sebagainya. Penasaran dengan yang dilakukannya, setelah sekian lama melihat aktivitas bapak ini, kru Sirulo TV mencoba cari tahu langsung mengapa dia melakukannya.

“3 tahun lebih saya melakukan ini. Saya menyebutnya Relawan Penyelamatan Jiwa Anak-anak,” jelas relawan anak ini yang sering dipanggil Charles Gondrong.

Charles menuturkan, suatu pagi, dia mengantarkan anaknya ke sekolah di SMPN 3 Berastagi. Saast itu, dia melihat beberapa orang anak sekolah yang sudah lama menunggu untuk menyeberangi jalan di sekolahnya. Setelah beberapa kali mencoba selalu gagal, kebetulan memang jalan ini adalah jalan lintas provinsi yang cukup ramai.

relawan 3
Charles juga membersihkan pinggiran jalan dari sampah yang dibuang oleh warga sekitar.

“Yah… kita tahu sendiri, kesadaran para pengendara masih kurang apa lagi di pagi hari. Pengendara mobil dan sepeda motor mengejar waktu termasuk angkot-angkot yang memaksakan diri untuk berebut penumpang, sekali lagi saya menoleh ke anak sekolah tersebut detak jantung saya meninggi ketika melihat anak tersebut hampir  tertabrak mobil. Saya turun dari sepeda motor saya dan langsung mengejar anak tersebut dan menyeberangkannya. Untung tidak tertabrak. Jika sempat tertabrak adalah termasuk kesalahan saya tidak menolong anak tersebut,” jelas Bang Charles Gondrong ini.

Setelah melihat kejadian itu, dia berpikir, bagaimana dengan anak-anak SD yang kisaran umurnya masih 6 sampai dengan 12 tahun? Tentunya lebih takut dengan situasi jalanan ini.

“Ini bisa menjadi trauma bagi jiwa mereka. Apa salahnya jika saya menyediakan waktu luang sekitar 20 sampai dengan 30 menit setiap hari untuk menyeberangkan anak-anak ini, pikirku,” kata Charles.

Mulai saat itu, menyeberangkan anak-anak adalah menjadi rutinitas bang Charles Gondrong ini tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun juga.

relawan 4
Reporter anda (kiri) saat bincang-bincang dengan Bang Charles (kanan).

“Setelah 2 tahun rutinitas ini saya lakukan, saya mencoba meminta pihak sekolah membuat Zebra Cross. Namun, mungkin karena anggarannya belum ada, belum dibuat. Saya coba mengajukan permohonan ke Dinas Perhubungan Kabupaten Karo. Namun, belum terealisasi. Saya cari tahu bagaimana caranya agar bisa dibuatkan Zebra Cross untuk penyeberangan. Saya mendapat informasi, bahwa jalan ini adalah jalan provinsi, jadi harus ke Dinas Perhubungan Provinsi diusulkan. Lha… wong saya tidak sekolah mana tahu cara mengusulkannya?” papar Charles.

Dia pernah mengancam tidak lagi peduli dengan keselamatan anak-anak ini dalam seminggu. Tapi, sewaktu dia ke Medan karena suatu urusan, pulangnya dia mengalami kecelakaan lalu lintas.

“Saya tertabrak cukup parah. Kaki saya patah dan harus menjalani pengobatan lebih kurang sebulan. Tapi, anehnya, saat tertabrak itu saya hanya ingat anak-anak yang sering saya seberangkan. Dalam hati saya berkata, mungkin ini peringatan bagi saya untuk tetap menolong anak-anak dari ancaman tertabrak,” ujar Bang Charles.

Sejak itu, dia bertekad, walau bagaimanapun kondisi dan situasinya, meskipun tidak ada dukungan dari manapun, dia akan berupaya semampunya untuk tetap akan menolong anak-anak ini sampai Tuhan memanggilnya.

“Itu sudah menjadi tekad saya,” tegas relawan anak-anak ini.

relawan 6
Reporter anda berpose di sanggar Bang Charles.

Pernah Charles coba membuat zebra cross dengan dana sendiri. Ketika pihak sekolah mengetahuinya, kepala sekolah malah membantunya. Tapi, Zebra Cross itu hanya bertahan 3 bulanan karena dibuat hanya dari cat putih saja. Charles meminta pihak sekolah  menyediakan rambu-rambu dari besi bekas bertuliskan ‘Pelan-pelan banyak anak sekolah’. Pihak sekolah menyetujui dan memberikan dana Rp 700 ribu.

Dia mencari tempat pembuatan rambu-rambu itu. Namun, biayanya Rp 900 ribu. Lalu, dia minta tolong didiskon jadi deal biayanya Rp 700 ribu. Setelah 3 tahun Charles melakukan rutinitas itu, akhirnya pihak Sekolah Dasar Berastagi memberikannya honor seadanya.

“Inipun jika ada dana BOS yang bisa kami alokasikan,” kata pihak sekolah kepada Charles.

“Lumayan buat pengganti BBM sepeda motor saya setiap harinya,” kata Charles sambil tersenyum menatap reporter anda.

Setelah mencari tahu lebih mendalam tentang sosok Charles, ternyata dia adalah seniman tulen yang sudah berkarya sejak masih muda di dunia seni rupa. Dia memiliki sanggar seni rupa yang diberi nama “Gronia Jaya” di bilangan Jl. Udara No. 44, Berastagi. Dia mengerjakan monumen, dekorasi taman, patung, lukisan, batu nisan, marmer bertulis sampai spanduk dan sablon.

Di lokasi sanggar “Gronia Jaya” ditampilkan berbagai patung hewan, patung Yesus dan Patung Bunda Maria. Bahkan sampai saat ini sebuah patung “Yesus memberkati” setinggi 4 meter  yang dipajang di depan rumah sekaligus dijadikan sanggar masih menghiasi halaman depan rumah Bang Charles Gondrong.

“Patung Yesus Memberkati ini memang pesanan tapi karena sesuatu hal patung ini tidak jadi diangkat. Rencana memang saya jual. Bagi yang berminat masalah harga masih bisa nego lah… Bagi yang mau pesan patung yang lain juga boleh untuk harga kita bisa nego,”  kata Charles.

Sepanjang pembicaraan dengan kru Sirulo TV, keinginan Bang Charles Gondrong sang Relawan Penyelamatan Anak-anak hanya satu, agar dibuat Zebra Cross untuk penyeberangan jalan.

“Supaya anak-anak sekolah maupun warga sekitar lebih nyaman menyeberang tanpa rasa was-was nyawa terancam. Pengendara yang melintas juga bisa lebih hati-hati di jalur penyeberangan Zebra Cross,” harap Bang Charles Gondrong.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.