Kolom M.U. Ginting: INDONESIA MEMANG HEBAT

M.U. Ginting”Jokowi memancing masyarakat untuk menelusuri siapa menteri yang bertengkar dan apa pokok pertengkaran mereka. Jika publik dan media terus mencari pokok permasalahan, mungkin ada hal-hal tersembunyi selama ini bisa terkuak di depan publik,” kata Asaaro Lahagu dalam kolomnya di Sora Sirulo (Lihat di SINI).

Untuk lebih luas lagi menelusuri kepentingan itu, saya tambahkan juga di sini proses perjalanan bangkitnya neolib bersama pernyataan kepentingannya seluruh dunia dengan basis kekuasaan adidaya AS, yang telah dimonopoli dan dimiliki oleh kekuasaan finans itu, yang sekarang kita namanakan neolib.  

On November 21, 1933, President Franklin Roosevelt stated, “The real truth of the matter is, as you and I know, that a financial element in the large centers has owned the government of the United States since the days of Andrew Jackson.”

Element Financial Centers sekarang diwakili oleh corporate global bankir rentenir internasional. Selain Roosevelt belum ada Presiden AS yang lantang mengakui dan mengatakan terus terang seperti Roosevelt.

Saling hubungan yang sangat kompleks antara industri senjata dengan perang/ terror senjatasudah banyak dianalisa oleh ahli-ahli dan. Paling menakjubkan ialah bahwa Presiden Eisenhower telah juga melihat gelagat ini dan mengingatkan kepada rakyat/ pemimpin Amerika. Dalam pidato penutupan jabatannya (1961), dia mengingatkan kepada rakyat/ pemimpin Amerika, bahwa “an immense military establishment and a large arms industry” had emerged as a hidden force in US politics and that Americans “must not fail to comprehend its grave implications”. 

The speech may have been Eisenhower’s most courageous and prophetic moment,” kata Prof.  Jonathan Turley (George Washington University).

Selanjutnya Turley  bilang: ”The core of this expanding complex is an axis of influence of corporations, lobbyists, and agencies that have created a massive, self-sustaining terror-based industry.” 

Karena itu, juga Prominent academic and author Dr. Michel Chossudovsky mengingatkan bahwa: “The so-called war on terrorism is a front to propagate America’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA, The global war on terrorism is a fabrication, a big lie’.

Fear Mongering ini diciptakan oleh kepentingan ekonomi neoliberal, memperoleh keuntungan besar dari industri perang atau terror based industry. Perkembangan terakhir industri ini di dalam satu negara maju seperti USA memang pesat dan hebat, tetapi banyak pemimpin atau publik tidak melihat atau tak peduli, hanya cukup waspada menjaga ketakutannya. Itulah pula tujuan yang mau dicapai oleh politik ’fear mongering’ itu. Presiden pertama dunia yang tegas menyatakan tak perlu takut sama teroris ialah Presiden Indonesia Jokowi.

Dalam Pilpres sekarang di AS, diantara dua kandidat Demokrat ada fenomena yang baru, sangat menarik, antara Hillary Clinton dan Berni Sanders yang mengaku ’socialist’. Berni Sanders menuduh Clinton sebagai wakil atau perwakilan modal besar, tak mewakili rakyat biasa AS. Clinton tentu saja membantah, dia adalah pro rakyat, katanya. Ini pertama sekali seorang ’socialist’ Demokrat menuduh kandidat Demokrat lain mewakili finans besar AS. Gelagat Roosevelt semakin muncul ke permukaan.

Tetapi, ini pertama sekali setelah Roosevelt, dan tak banyak diharapkan bahwa dalam Pilpres kali ini akan ada pernyataan tegas seperti Roosevelt itu. Artinya, berani mengatakan siapa modal besar itu dan yang sesungguhnya adalah pemilik senjata 2pemerintahan AS. Biar siapapun yang bakal jadi presidennya, seperti yang telah ditegaskan oleh Roosevelt 1933.

Obama tentu tahu betul dia mewakili siapa selama ini, tetapi tak berani ngomong seperti Roosevelt atau seperti Demokrat ’socialist’ Berni Sanders (BS). BS sempat pada mulanya meraih 53,3% dan Hillary Clinton (HC) 40,5 % suara dalam catatan jumlah pemilih demokrat. Tetapi proses masih jalan sampai hari ini, dan terlihat Hillary Clinton lebih kuat. ’Sosialist’ BS bisa dikalahkan juga oleh HC. BS masih terlalu besar musuhnya, termasuk Clinton sendiri, tetapi golongan pemodal besar (neolib) bukan tak mungkin melihat masa depan nasib mereka dalam diri ’sosialis’ BS.

Perlu diingat, di Eropah Barat, kekuatan neolib ini mempercayakan nasibnya kepada Orang-orang Kiri Lama tipe BS ini dengan partai-partainya yang relatif masih besar (Partai Buruh atau Partai Sosialis atau Partai Sosial Demokrat).

Walaupun partai-partai ini sudah terlihat hari senjanya, tetapi masih termasuk 3 partai besar dimana salah satu diantara 3 partai ini adalah pendatang baru, sebagai partai ’nasionalis’ mewakil kebangkitan baru cultural revival nasion-nasion dunia. Sudah terlihat di seluruh dunia, terutama Eropah Barat itu, tetapi juga Eropah Timur ex blok Timur.

Karena itu, BS bisa juga menang, tergantung siapa yang dipilih dan ditetapkan oleh ’financial large centers’ sebagai pengendali sesungguhnya negara adidaya itu. BS adalah tipikal tipe ’kiri lama’ Eropah dan yang seperti saya katakan di atas, partai-partai ’kiri’ lama di Eropah adalah benteng terakhir neolib dunia di Eropah.




Terorisme dibuat sedemikian (Fear Mongering) sehingga orang atau pemerintah ketakutan seumur hidupnya dan menyerah. Tetapi Jokowi bilang tak perlu takut sama teroris, dan dia tumpas cepat seperti teror Thamrin. JK juga bilang tak ada kaitan terorisme dengan agama Islam. Karena itu kalau ada usaha orang tertentu mengaitkan teror dengan agama Islam, berarti menipu saja, atau PENGALIHAN ISU.

Karena itu, terorisme adalah barisan terdepan dari ’war-based economy’, atau ’teror-based industry’. Yang dipakai di garis depan ialah dari orang-orang kriminal dan orang-orang naif mau masuk surga kalau bunuh diri. Tak lebih dari situ.

Jokowi adalah presiden pertama dunia yang tegas mengatakan teroris tak perlu ditakuti. JK adalah wakil presiden pertama dunia yang tegas mengatakan tak ada kaitan teroris dengan agama Islam. Rakyat Indonesia adalah nomor 1 mengetahui soal ini dan juga nomor 1 dalam soal keterbukaan dan perkembangan demokrasi.

Satu waktu, kalau mayoritas pemimpin dunia mau menjelaskan ini semua, seperti Roosevelt pernah katakan dengan lantang . . . . . . PUTARAN DUNIA PASTI BERUBAH ARAH. Ini pasti bisa terjadi terutama karena sekarang adalah era keterbukaan dan era partisipasi publik, berlainan dengan era ketertutupan pada masa Roosevelt. Buktinya, baru sekarang ini kita mengerti apa yang sudah dibilang oleh Roosevelt lebih dari 80 tahun lalu.

Sekali lagi, Indonesia adalah nomor dimana presiden dan wakil presidennya pertama mendefinisikan terorisme dengan tepat. Indonesia adalah nomor 1 dalam soal keterbukaan dan partisipasi publik, dan dengan sendirinya juga dalam soal perkembangan demokrasi. 

Hebat memang Indonesia! Banggalah kita dan Bersyukur!




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.