Kolom M.U. Ginting: NU Membahas Terorisme

M.U. GINTING 3Diberitakan oleh Merdeka.com, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyelenggarakan konferensi internasional pada tanggal 8 hingga 11 Mei mendatang di Jakarta Convention Center (JCC). Perwakilan dari 40 negara akan hadir dalam konferensi ini, termasuk akan membahas pemahaman agama, kesenjangan ekonomi dan terorisme.

Bagus juga kalau konferensi ini membicarakan saling hubungan terorisme dengan agama, artinya tak ada hubungannya sama sekali menurut JK.

Kalau membahas juga dari sudut ekonominya ialah siapa yang berkepentingan secara ekonomi di belakang tindakan teror itu. Ini nanti akan sangat menarik, dan pasti ilmiahnya, karena sikap politik apa saja, perang, terorisme,  mesti ada kepentingan di belakangnya. Tanpa meninjau dari segi kepentingan, namanya ngawur saja.  

terorisme
Sumber: VOA-Islam

Terorisme yang sudah kita kenal selama ini dan sampai sekarang sudah banyak perubahan dan perkembangannya di Indonesia maupun LN. Tahun 1950-an, ada DI/ TII, sedangkan di tahun 1970-an bersifat perjuangan menentang ketidakadilan dari pemerintah dan orang-orang kaya ketika itu. Pada thun 1980-an sampai sekarang, dua bentuk terorisme tersebut sudah mulai hilang. Muncullah terorisme dari golongan Greed and Power, pencerminan dari ’war-based economy’ dan’terror-based industry’ atauthe Military-Industrial-Complex’. 

Soal bentuk terorisme terakhir ini sudah banyak juga dianalisa oleh akademisi dunia terutama dari AS. Salah satunya ialah seorang akademisi dan penulis Dr. Michael Chaudovsky.

“The so called war on terrorism is a front to propagate America ’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA , The global war on terrorism is a fabrication, a big lie’,” katanya.  

Terorisme yang akan dibicarakan dalam konferensi internasional itu, yang ada sangkut pautnya dengan agama. Apakah terorisme ini masih ada?




”Sedangkan terorisme yang berlatarbelakang agama sangat bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam yang menjunjung tinggi kedamaian,” tutur Maksum di gedung PBNU, Jakarta Pusat [Rabu 23/3].

Wapres JK sudah juga secara tegas bilang kalau terorisme tak ada kaitannya dengan agama Islam. Jadi kalau masih mengait-ngaitkan teroris dengan agama Islam, berarti ini hanya menipu saja. Atau ’a big lie’ seperti dikatakan oleh Dr Michael Chaudovsky.

Sebagian terorisme berasal dari Timur Tengah katanya, terutama ada kaitannya tadi dengan perjuangan kemerdekaan Palestina. Sampai sekarangpun masih perang antara Palestina dengan Israel karena politik akupasi Israel. Tidak semua teror berkaitan dengan Timur Tengah, terutama sekarang ini yang utama ialah seperti dikatakan oleh Dr. Michael Chaudovsky, adalah bikinan ‘terror-based industry’, tak ada kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan, atau agama apapun. Hubungannya hanya dengan duit, duit, duit . . .  the Military-Industrial-Complex.

 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.