Kolom M.U. Ginting: Terorisme Bagi Paus Fransiskus

M.U. GINTING 3“Ekspresi fundamental dan aksi teroris yang dilakukan oleh beberapa pengikut agama telah mencemarkan nama Tuhan dan menggunakan nama suci tersebut untuk membenarkan aksi kekerasan mereka,” kata Paus Fransiskus dalam pidatonya pada hari Jumat Agung 2016 di Vatikan.

Paus menyebutkan istilah ’pengikut agama’, yang bagi Indonesia sekarang sudah semakin jelas bahwa terorisme tak ada kaitannya dengan agama Islam, sudah dinyatakan dengan tegas oleh Wapres JK. Yang melakukan kekerasan itu di lapangan ialah orang-orang kriminal atau orang-orang naif yang dicuci otaknya sehingga percaya masuk surga kalau bunuh diri.

Dua macam orang ini bisa direkrut puluhan atau bisa ratusan tiap hari atau tiap kali bikin tindakan teror karena sumber perekrutan tipe orang-orang ini semakin banyak saja di dunia. Sumber manusia tipe ini semakin banyak karena pertama semakin banyak jumlah orang yang berada ’di luar masyarakat’ akibat narkoba, miras, atau kejahatan lainnya karena pengangguran di kalangan muda dengan kemiskinan yang semakin tambah tiap hari.  

pausKemarin, seorang pendeta Kristen asal Timur Tengah di Swedia bilang kalau orang-orang yang direkrut jadi teror yang berangkat ke Suriah/ Irak dari Swedia berasal dari orang-orang yang memang sudah berada ’di luar masyarakat’. Dengan janji kekuasaan dan duit, mereka ini langsung ikut saja, karena itulah yang mereka idamkan selama berada di luar masyarakat. Mereka tak punya pilihan lain yang lebih baik.

“Jadi, tak sulit merekrut orang-orang ini,” katanya.

Kita juga diingatkan dengan perekrutan 4 orang teror Thamrin yang baru lalu itu. Mereka bukan fanatik Islam atau mau mendirikan negara Islam, tetapi hanya mau keluar dari kehidupan ’biasa’ sehari-hari yang mereka miliki dan menginginkan perubahan. Duit dan kekuasaan adalah rayuan yang  tak bisa ditolak oleh orang-orang ini, seperti yang dirayukan di Swedia itu dan di banyak negeri Eropah lainnya yang siap pergi ke Irak/ Suriah dengan harapan penuh akan janji Duit dan Kekuasaan. Kekuasaannya memang besar tak terbayangkan, bikin apa saja, bisa bunuh siapa saja cukup dengan istilah ’kafir’.   

”Selain mengutuk aksi kelompok teror, dalam ceramahnya, pemimpin umat Katolik sedunia ini juga mengutuk para politisi yang terlibat perdagangan senjata. Mereka disebut seperti memberi makan yang telah bercampur darah untuk keluarganya,” tulis merdeka.com.

Tegas sekali Paus dalam hal ini. Mereka memberi makan keluarga dengan makanan yang sudah bercampur darah! Ini dia kesimpulan jitu dan tegas dari Paus Fransiskus. Kasih makan keluarga campur darah manusia dengan politik perdagangan senjata.




Ini adalah pertama sekali pemimpin dunia, menyatakan dengan tegas dan terus terang bahwa terorisme erat kaitannya atau tak bisa dipisahkan dari perdagangan senjata. Paus Fransiskus telah membuka kedok terorisme yang selama ini masih ditutupi dengan rapi, terutama dengan kedok agama Islam, yang di Indonesia sudah tak dipercayai lagi berkat pernyataan Wapres JK.

Dengan adanya pernyataan Paus Fransiskus pada hari Jumat Agung 2016 itu, maka pastilah seluruh dunia semakin mengerti apa itu terorisme, dan di Indonesia meningkat lagi pengetahuannya soal terorisme. Dari tak ada kaitannya dengan agama Islam ke tingkat lebih tinggi yaitu kaitannya dengan perdagangan senjata atau industri senjata!

Kita patut kasih apresiasi tinggi kepada Paus Fransiskus karena beliaulah pertama sekali dari pemimpin dunia yang telah berani membuka kepada dunia soal hakiki yang masih ditutupi selama ini, bahwa terorisme erat kaitannya dengan perdagangan senjata. Ini pastilah akan punya pengaruh pencerahan yang sangat besar bagi publik.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.