Perjuangan Sekolah Dulu di Deliserdang

Oleh: Simson Ginting Sinisuka

 

Simson Ginting Sinisuka 2Entah kenapa, saya teringat perjuangan semasa di kampung dulu, susahnya menggapai pendidikan. Waktu itu, saya masih SMP. Setiap hari harus berjalan kaki kiloan meter untuk ke sekolah. Bahkan, ada teman saya yang lebih jauh berjalan kaki dari saya kerena kampungnya lebih jauh lagi dari kampung saya.

Desa saya adalah Tanjung Timur. Ada beberapa desa yang satu arah dengan saya untuk pergi ke sekolah; diantaranya adalah Durin Tinggung, Tanjung Raja, Tanjung Nguda dan Bahbah Buntu. Biasanya, kami akan saling menunggu di persimpangan kampung. Tujuannya agar bisa berangkat bersama-sama ke sekolah.

sekolah dulu
Jembatangantung Lau Luhung (Deliserdang) saat masih seperti dulu. Foto: SeMedan.Com.

Jika ada bus metro mini datang ke kampung untuk menjemput anak SMA yang sekolah di kecamatan, kami akan segera lari berbondong-bondong untuk mengejar bus tersebut. Walau hanya bisa menggantung di samping atau berada di atas atap bus tersebut.

Pada seusia itu, bukannya tak merasa capek harus berjalan kaki setiap hari. Tapi, kami selalu dikejar waktu. Bangun paling lama Pukul 05.00 pagi. Teman saya ada yang bangun Pukul 04.00 pagi. Jangan heran kalau teman saya yang kampungnya lebih jauh sering membawa senter ke sekolah kerena berangkat saat subuh.

Ada juga teman saya di desa Tanjung Nguda dan Tanjung Raja. Jaraknya memang tak sejauh Bahbah Buntu. Tapi, resiko yang dilalui sangat besar. Mereka harus berjalan melewati jembatan kabel (jembatan gantung) Lau Luhung. Jembatanya yang goyang, lantainya yang berlobang, sangat beresiko untuk diseberangi. Jembatan tersebut pernah memakan korban.




Tapi, jarak dan resiko yang dilalui tidak membuat kami putus semangat untuk ke sekolah. Tidak menjadi alasan setelah pulang sekolah tidak membantu orangtua.

Sekarang, transportasi sudah jauh lebih mudah dan resiko perjalanan sudah membaik. Dengan demikian, semoga anak-anak sekarang bisa memanfaatkan fasilitas sekarang untuk hal-hal yang lebih baik dengan rasa semangat belajar pun lebih tinggi.

Mejuah-juah.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.