Dilema Kartini Masa Kini

Oleh: Syabila Ginting (Jakarta)

 

SyabilaSejuta perjuangan orangtua, membuat suskes seorang anak wanita di puncak karirnya. Banggalah keluarga, terbayar peluh dan pedih orangtua. Kemudian, datanglah seorang pemuda mempersuntingnya. Berjanji seiya sekata, baik suka maupun duka. Waktu berjalan, tidak lagi ada seiya sekata saat si wanita harus memilih antara keluarga dan karirnya.

Teringat perjuangan orangtua yang sudah menyekolahkannya tinggi-tinggi. Tidak rela rasanya, melepas karirnya. Tapi, tangisan bayi menyentaknya untuk segera meninggalkan semua kenyamanan sebagai wanita kantoran. Berbakti pada anak dan suami di rumah.

perempuan karirDengan setengah ridho dari orangtua si wanita pun berbakti pada suami dan keluarga kecilnya. Tak ada meeting, sepi dari transferan gaji bulanan, canda tawa para sejawat di kantor. Dari pagi sampai kembali pagi dan pagi lagi, rutinitas si wanita menjadi ibu rumah tangga.

Dapur, kasur, pasar, serta setumpuk cucian setiap harinya. Modal keikhlasan rutinitas baru, dijalani sampai pada satu waktu si suami mengaku menyesal telah memintanya berhenti bekerja.

Tapi, lebih menyesalnya lagi karena pengakuan itu, datang di saat usia si wanita tak layak lagi berkantor. Suami pun tak ada daya lagi untuk melanjutkan perannya sebagai pemberi nafkah keluarga.

Hormatilah wanitamu dengan segala pengorbanan yang telah ia berikan. Semoga semakin banyak Kartini-kartini hebat dari Taneh Karo Simalem.

Selamat Memperingati Hari Kartini !!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.