Sebelum Terbunuh, Dosen UMSU itu Sempat Tinggalkan Amanah

imanuel sitepu 3IMANUEL SITEPU. PANCURBATU. Tewasnya dra Hj. Nurain Lubis (56) dekan sekaligus dosen FKIP UMSU yang tewas di tangan Roymardo Syah Siregar, mahasiswanya sendiri, menyisakan duka yang mendalam bagi kerabat, khusunya keluarga besar yang ditinggal  korban untuk selamanya. Ada cerita haru di balik tewasnya ibu beranak 4 yang telah memiliki 3 cucu ini.

Ternyata, beberapa hari sebelum korban meninggal dibunuh, seolah memberikan firasat,  Nuraini yang sering dipanggil ”bunda” ini sempat meninggalkan amanah kepada salah seorang adiknya Mira yang berstatus PNS  di salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah  (SKPD) Kota Medan melalui handpone.

Nurain Lubis
Alm. dra. Murain Lubis semasa hidupnya.

Hal tersebut diceritakan oleh Jurawardi SH,  keponakan korban, yang bersedia diwawancarai wartawan [Selasa 3/5] usai prosesi penguburan jenazah korban di TPU Muslim Pancurbatu, Deliserdang.

”Sebelum meninggal, adik keponakan saya itu bercerita kalau dirinya sempat ditelepon almarhum. Dengan nada yang tidak biasa, almarhum menanyakan kabar dan menceritakan kondisinya sendiri.

“Apa kabar kalian, dek? Sehat-sehat nya? Kalau aku agak sakit lambungku. Jangan  sampai sakit kalian, yah. Kalian jaga dan tengoklah cucu kakak,” ucap Jurawandi menirukan perkataan almarhum.

Di sela-sela wawancara, sebagai sepupu yang cukup dekat dengan korban, Juwardi juga bercerita kalau almarhum adalah sosok yang sabar dan kuat. Ia juga merupakan wanita yang bertanggungjawab dengan pekerjaannya. Oleh kerena itulah menurut Juwardi, dirinya membantah dengan keras adanya isu kalau  anak kedua dari 9 bersaudara ini  dibunuh lantaran pelaku kesal dan sakit hati karena korban sering memberi nilai tidak lulus, baik kepada pelaku, maupun mahasiswa lain.

”Saya tidak percaya dengan isu itu. Tidak mungkin. Yang saya tahu almarhum itu orangnya tegas, bertanggungjawab, profesional dan proporsional. Apalagi dia orangnya baik, makanya orang memanggilnya “bunda”. Jadi, gak mungkin lah, pasti mahasiswa itu yang salah sampai berani membunuh dosennya sendiri,” tutup Juwardi.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.