Sepakbola Ricuh di Kubu Simbelang (Hampir Sitebaken)

 

Iyeel SembiringIYEEL SEMBIRING. KABANJAHE. Pertandingan sepakbola antara Kesebelasan Lion FC (Desa Singa) dengan Kesebelasan Si 7 Ruang FC (Desa Ajinembah) kemarin dulu [Minggu 8/5] berlangsung ricuh. Kalau saja panitia dari Desa Kubu Simbelang tidak piawai melerai massa kedua tim, diramalkan sudah akan terjadi pertumpahan darah.

Sebagaimana dituturkan oleh beberapa penonton, sebagian dari massa kedua tim yang bertikai sudah menghunus tumbuk lada (pisau khas Karo) pertanda hendak melukai lawan. Melihat itu, para penonton perempuan menjerit histeris dan ketakutan.

Pertandingan ini adalah bagian dari Turnamen Sumarno Cup yang diadakan di Desa Kubu Simbelang (Kecamatan Tigapanah, Dataran Tinggi Karo).

Tensi pertandingan sudah tinggi sejak menit pertama hingga akhirnya terjadi kerusuhan antara suppoerter Si 7 Ruang FC dengan supporter Lion FC pada Pukul 18:20 wib. Kejadian bermula saat memasuki menit 85 terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Lion FC terhadap pemain Si 7 Ruang FC bernomor punggung 12 Jefry Sanjaya Ginting. Terjadi  adu mulut di lapangan. Suatu saat, pemain Singa nomor punggung 5 mengarahkan kakinya ke wajah pemain Si 7 Ruang nomor punggung 12 itu.




Perlakuannya itu ternyata menyulut api dalam sekam supporter dari kedua kesebelasan hingga supporter Lion FC tumpah ruah memasuki lapangan. Melihat itu, para supporter Si 7 Ruang yang tidak mau pemainnya dikeroyok langsung pula membanjiri lapangan untuk membantu para pemainnya yang dikeroyok oleh supporter Lion FC. Kejadian itu berlangsung sekitar 15 menit.

Untung saja panitia dan warga setempat yang mendukung panitia berusaha melerai perkelahian di lapangan. Dengan sigap para anggota panitia pun menguasai lapangan sehingga emosi kedua partai yang bersiteru melorot dan melemuk. Wasit memanggil manager kedua kesebelasan untuk mendiskusikan apakah pertadingan tersebut dilanjutkan atau tidak. Pada saat itu Si7 Ruang FC sudah unggul 2-0 hasil tendangan Marjuki Bangun.

Setelah manager kedua tim mendiskusikan dengan pemain mereka, disimpulkan pertandingan tidak dilanjutkan lagi. Kedua tim berkumpul di tengah lapangan untuk bersalaman dan tepuk tangan tanda pertandingan telah berakhir.

Tepuk tangan mereka disambut para penonton dengan berkata: “Bagena lah me sedap si akap.”








One thought on “Sepakbola Ricuh di Kubu Simbelang (Hampir Sitebaken)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.