Kolom Sada Arih Sinulingga: KARO BUKAN BATAK, MASALAHNYA APA?

SADA ARIH 5Pada sebuah acara, di sesion hiburan dipanggill oleh MC untuk naik ke panggung menyanyikan lagu Batak. Majulah beberapa teman menyanyikan beberapa lagu. Teman di sebelah saya kebetulan bukan orang Sumut, menanyakan saya mengapa tidak ikut maju menyanyi.

“Majulah, Pak Sinulingga,” katanya.

Saya katakan tidak bisa menyanyi lagu Batak.

“Orang Batak tidak bisa menyanyi? Masya orang Batak tidak bisa bernyanyi. Orang Batak itu bagus-bagus suaranya pintar nyanyi. Bapak ini ada-ada saja ngaku gak bisa. Janganlah bapak bohongi saya,” katanya tidak memperccai saya.

ilustrasi 6Saudaraku sebangsa dan setanah air, sesama orang Sumut, bagaimanalah harus kujelaskan sama ibu di sebelahku ini? Suwer aku memang gak bisa berbahasa Batak apalagi bernyanyi seperti orang Batak; kompak bertrio, bermain gitar, bikin suara 1, 2, 3, keren. Aku suka banget mendengarnya walau sejujurnya gak tau artinya. Tapi, karena aku ini bermarga juga temanku ini pikir aku juga orang Batak.

Terpaksalah kujelaskan jika aku Suku Karo yang beda dengan Suku Batak. Kami tidak saling mengerti bahasa kami. Adat kami pun beda dan banyak sekali perbedaan kami termasuk sapaan kami pun berbeda. Orang Batak disapalah dengan kata Horas sedangkan kami disapalah dengan kata Mejuah-juah.

Selain itu, kujelaskan lagi kalau Orang Batak itu kampung aslinya di seputar Danau Toba sekarang ini terbagi atas beberapa kabupaten yaitu Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir dan Humbang Hasundutan. Sedangkan Suku Karo kampungnya mulai dari Kota Medan, seputar Deliserdang, Binjai, Langkat, sampai ke pegunungan Kabupaten Karo, sebagian di Kabupaten Dairi, sebagian di Kabupaten Simalungun.

Akhirnya, setelah kujelaskan ke temanku ini, katanya: “Oh iya juga ya, pak. Pantes wajah bapak pun beda dan kalau bapak bicara lebih lembut.”




Kutambahi pula lah penjelasanku karena masih ada waktu kami saat itu membedakan Karo dengan Batak sama seperti Jawa dengan Sunda. Bagi kami orang Sumatera menurut kami Sunda itu Jawa juga karena adanya di Pulau Jawa. Provinsinya pun Jawa Barat pula. Begitulah kami, semua orang pikir orang Medan itu Suku Batak, padahal kami ini seperti orang Sunda tadi dianggap Jawa.

“Gak sama kan, bu, Sunda dengan Jawa?” kataku pada ibu itu.

“Oh, beda bangetlah,” jawabnya.

Saudaraku, salahkah penjelasanku ini? Apakah caraku ini juga merupakan pemecah persatuan kita? Dan, apakah karena itu kita bermusuhan?

Menurutku, apa yang disampaikan oleh Tanta J. Ginting hampir persis seperti ini, banyak orang akan melakukan hal yang sama. Hanya saja, karena beliau seorang aktor film yang sedang ditonton jutaan pemirsa, langsung mendapat reaksi beragam. Seharusnya saya juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi terkenal seperti beliau karena saya selalu juga berkata jika Karo Bukan Batak, salam kami orang Karo adalah Mejuah-juah bukan Horas karena itu salamnya orang Batak.








One thought on “Kolom Sada Arih Sinulingga: KARO BUKAN BATAK, MASALAHNYA APA?

  1. Mejuah juah!
    Ketika saya masih duduk di SMA banyak sekali orang SUMUT terutama orang Batak dan sebagian orang-orang Karo pindah untuk bekerja mencari kehidupan baru di Pulau Jawa khususnya jakarta. Kalau orang Karo dari gunung memang harus melewati Medan terlebih dahulu sedangkan banyak dari saudara kita orang Batak banyak yang berangkat naik bis. Oleh karena itu untuk menuju Jakarta mereka langsung saja dari kampung masing-masing tanpa harus singgah di Medan. Maka pada saat itu terkenallah istilah BTL alias Batak Tembak Langsung.

    Saya juga ikut merantau ke Jakarta pada akhir tahun 70an. Disana saya menemukan orang orang BTL terebut mengaku bahwa mereka orang Medan. Karena saya juga dianggap sama sukunya dengan saudara saudara yang BTL maka pada awalnya saya selalu menjelaskan bahwa saya orang Medan asli dan orang Batak yang bapak/ibu maksud tinggal mungkin 100km dari kota Medan. Akhirnya saya capek untuk terus menerus menjelaskan sehingga di tempat saya bekerjapun saya sudah malas menerangkannya.Maka sayapun mereka kenal sebagai orang Batak.

    Generasi BTL ini mungkin sudah berumur 70 tahun sekarang dan mereka dan keturunannya tetap mengaku berasal dari Kota Medan. Menurut saya keturunannya itulah yang sekarang ngotot mengatakan Karo juga Batak karena mereka juga klaim sebagai orang Medan. Karena saya tahu teman-teman Batak yang segenerasi dengan saya tidak akan pernah meresa saya satu suku dengan mereka. Tetapi kami tetap saling hormat menghormati.Sibar em bujur. 🙂 Semoga berguna bagi generasi muda Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.