Kolom Herlina Surbakti: Beda Pendidikan Abad Ini dengan Abad Lalu

herlina 3Sistim pendidikan pada abad ini telah banyak berubah bila dibandingkan dengan pendidikan tradisional seperti pada tahun-tahun ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Misalnya, peran guru yang dulunya berfungsi sebagai dispenser ilmu pengetahuan, sekarang ini seharusnya sudah berubah menjadi seorang mentor, pemandu dan fasilitator pembelajaran di kelas. Sekarang ini, sumber ilmu itu ada di banyak tempat termasuk internet.

Peran siswa menjadi sangat aktif. Siswa saat ini memiliki peran yang lebih besar dalam pendidikan mereka. Mereka tidak pasif selama pembelajaran, tetapi secara aktif terlibat dan bertanggungjawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Karena mereka ini semua adalah enerasi yang disebut dengan generasi native digital.  Seharusnya mereka dilatih menjadi pembelajar yang mampu bekerjasama dan berkolaborasi maupun mandiri dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Pada pendidikan abad ke 21, kegagalan dan kesalahan dianggap sebagai bagian dari pengalaman belajar. Instruksi lebih berpusat pada siswa atau biasa juga disebut student entered approaches. Metode pembelajaran ini sebenarnya sudah harus dipraktekkan oleh guru-guru di Indonesia sejak berlakunya kurikulum KTSP pada Tahun 2006. Tetapi, sampai saat ini sekolah masih menggunakan teacher centered approaches karena memang pelatihan untuk itu belum prnah diberikan kepada guru-pendidikan 6guru kecuali bila sekolah-sekolah mengadakan pelatihan sendiri-sendiri. Pengecualian ini biasanya dilakukan oleh sekolah sekolah swasta yang kaya.

Penilaian juga harus berubah dari ujian pensil dan kertas menjadi penilaian kinerja atau penilain alternatif. Alasan utama mengapa perubahan ini terjadi adalah teknologi. Siswa memiliki akses yang lebih besar ke materi yang mereka butuhkan. Mereka bahkan dapat berbagi ide-ide mereka dengan siswa lain dan berkolaborasi dengan para ahli pada hal-hal yang mereka sukai. Untuk itu, mereka harus dapat melihat dan menilai apa yang baik bagi mereka dan apa yang tidak baik. Tentu saja dengan bimbingan guru-guru mereka.

Apa yang terjadi kalau mereka tidak ada yang membimbing? Tentu mereka akan menggunakan technologi secara bebas. Ini sudah terjadi sejak menjamurnya internet di Indonesia. Seperti kita lihat akhir-akhir ini anak-anak SMP pun sudah menjadi pemerkosa.




Atas dasar fakta-fakta inilah yang menurut saya anak-anak harus dibimbing dengan pengetahuan abad ke 21  untuk perubahan sikap  anak didik menjadi lebih bertanggungjawab atas pembelajaran dan perbuatan masing-masing. Guru juga akan memperoleh manfaat dari teknologi, karena mereka dapat menggunakannya sebagai alat untuk interaksi yang lebih baik dan berkolaborasi  dalam kegiatan di luar  kelas. Teknologi telah memungkinkan mereka untuk menilai siswa  dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan penilaian masa lalu yaitu dengan mengurangi penilaian pensil dan kertas.

Juga,  guru akan memperoleh manfaat dari teknologi. Mereka dapat menggunakannya sebagai alat untuk interaksi yang lebih baik dan berkolaborsi dengan guru-guru di sekolah yng sama atau dengan sekolah lain. Teknologi telah memungkinkan mereka menilai siswa dalam cara yang berbeda dibandingkan dengan teknologi masa lalu. Ini telah memungkinkan mereka meningkatkan pengajaran mereka.

Paling penting, begitu mereka tahu bagaimana menggunakan teknologi, maka itulah yang terbaik karena si guru akan lebih menikmati pekerjaannya.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.