Kolom Darwono Tuan Guru: MEDIA SOSIAL UNTUK PENDIDIKAN SOSIAL

Darwono Tuan GuruJika saya ditanya apa menfaat utama dari media sosial, jawaban saya hanya satu. Tidak jauh dari profesi saya sehari-hari sebagai pendidik alias guru, yakni sebagai wahana pendidikan sosial dalam makna ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa (masyarakat Indonesia) dalam berbagai bidang (politik, pendidikan, agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dll). Secara sederhana dapat dikatakan untuk mendidik bangsa Indonesia berpancasila, baik berupa opini, komentar, fiksi maupun non fiksi.

Jika boleh dirinci, maka pendidikan sosial yang penulis lakukan dengan pemanfaatan media sosial adalah: Pertama, pendidikan berketuhanan yang maha esa; Ke Dua, pendidikan perikemanusiaan; Ke Tiga, pendidikan persatuan bangsa, Ke Empat, pendidikan kepemimpian; Ke Lima, pendidikan berkeadilan sosial.

Pendidikan berketuhanan yang Maha Esa, diorientasikan untuk mengembangkan nilai-nilai spiritual, religiusitas dalam kehidupan berbangsa, sebagai dasar utama membangun kehidupan berbangsa yang rukun, damai dan berkah. Perbedaan agama dan keyakinan adalah pelangi yang indah, yang akan Indah ketika nampak warna aslinya. Agama harus nampak sebagaimana ajaran kitab suci masing-masing, tanpa harus mencampur adukannya.

Ketika kita mencampur adukan warna pelangi, bukan keindahan yang muncul, tetapi justru semua warna menjadi pudar dan yang nampak adalah bidang tanpa warna. media sosial 2Prinsip-prinsip agama harus tetap menjelma, dan sebagai bangsa yang berbhineka, maka kita menghormati itu semua, tanpa harus menyama-nyamakan yang berbeda. Toleransi pada intinya adalah menghormati yang berbeda. Kaum beragama harus terus waspada terhadap upaya yang ingin mencampur adukan agama, karena hal itu hanya akan menghapus keberadaan agama masing-masing, dan hapusnya agama adalah tujuan dari mereka karena memang pada dasarnya mereka tidak beragama.

Melalui pemahaman keimanan Islam, yang menegaskan bahwa “orang yang paling baik diantaramu” adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, pendidikan sosial yang ke dua, pendidikan berperikemanusian penulis lakukan. “Prinsip bahwa manusia sesungguhnya umat yang satu”, yang prinsipnya jika membunuh satu manusia maka hakekatnya membunuh umat manusia seluruhnya, dan jika menghidupkan satu orang berarti menghidupkan umat manusia secara keseluruhan. Tidak ada cara lain ketika kita ingin menjadi orang yang paling baik, kita harus dapat memberikan manfaat kepada orang lain, semampu kita. Dan kasih sayang, peduli dan berbagi apa saja yang mampu kita berikan adalah langkah riil yang mesti kita kerjakan.

Dengan prinsip berketuhanan dan berprikemanusiaan, kita kokohkan integritas nasional yakni  proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional.  Terkait dengan hal itu, maka integritas Nasional Indonesia merupakan hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu  kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional.




Sebagai satu umat, yang mengalami berbagai proses manusiawi di satu wilayah tertentu, saling bergandengan, bersatu, dan memiliki tekad bersama atas wilayah tempat kita menghirup udara bersama adalah mutlak harus dilakukan. Persatuan Indonesia, demikian kita sebut, adalah kebutuhan hidup kita, insan-insan yang sadar lingkungan, hidup di Indonesia demi mewujudkan cita-cita bersama.

Cita-cita mulia bersama kita itu, tentu harus kita perjuangkan. Oleh karenanya, agar kita dapat seiring sejalan, maka kita perlu melakukan musyawarah mengedepankan kepentingan bersama dalam setiap hal. Dalam majelis musyawarah itu kita membutuhkan bersama pemimpin yang beriman, adil dan amanah untuk mengarahkan dan mengambil keputusan-keputusan penting untuk kepentingan bersama, bukan siapa yang kuat dia yang menguasai.

Apa yang paling penting bagi bangsa inilah yang harus dikedepankan menjadi keputusan. Memanfaatkan media sosial bagi pendidikan untuk berkepemimpinan yang mengedepankan musyawarah adalah bagian penting di tengah euphoria demokrasi ala Barat, yang berprinsip siapa yang mayoritas dia yang menentukan.

Sebagai puncak kerucut dari berbagai bidang yang menyatu, maka dengan kepemimpinan yang mengedepankan musyawarah, yang dilandasi oleh integritas nasional yang penuh nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual, sebuah keadilan sosial dapat diupayakan terwujudnya. Media Sosial sangat dapat dimanfaatkan untuk “mendidik” bangsa ini  untuk sampai pada puncak kerucut itu, Barangkali itulah fungsi dari Media Sosial yang biasa penulis gunakan.

Selamat berhari Media Sosial, selamat menggunakannya untuk memperkuat Integritas Nasional.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.