Konon, Sofyan Hanyut Dibawa Naga Sungai Deli

naga
Pelukis Belanda (Marjolijn Groustra) membuat ilustrasi tentang 3 bersaudara (Putri HIjau, Naga dan Mariam) sebagai protes terhadap penghancuran Benteng Putri Hijau di Delitua oleh pengembang perumahan.

imanuel sitepu 3IMANUEL SITEPU. DELITUA. Di balik ketenarannya, Sungai Deli memiliki cerita tersendiri. Banyak orang percaya dan yakin kalau sungai ini mistis sehingga dianggap keramat bagi sebagian orang khususnya oleh Suku Karo dan Suku Melayu. Mereka telah meyakininya secra turun temurun.

Seperti penuturan mengejutkan dari Gilang (13) warga sekitar yang menyaksikan detik-detik peristiwa saat M. Sofian tenggelam. Gilang adalah salah satu rekan Sofyan yang ikut memancing. Menurut pengakuan Gilang, ia juga sempat ingin menyelamatkan Sofyan. Namun, Gilang mengaku tiba-tiba melihat sosok bertubuh seperti ular naga putih berjanggut, dengan wajah setengah manusia.

“Ular besar berkepala manusia tersebut sempat marah kepada saya lantaran saya ingin menyelamatkan Sofyan. Dia bilang, jangan kau tolong orang itu, kalau tidak kau yang jadi tumbalnya,” kata Gilang menirukan ucapan sosok aneh itu.

Menurut Ucok (45), warga sekitar lainya, Sungai Deli sejak dahulu kala dikenal angker dan memiliki aroma mistis. Namun di katakan oleh Zul, meski diyakini di Sungai Deli ditinggal oleh banyak penunggu yang memiliki macam-macam perwujudan sosok ghaib, tapi warga sekitar tidak pernah dijadikan tumbal.

Sungari Deli 1“Kalau warga di sini jarang kali terdengar hanyut. Padahal, setiap hari banyak orang dewasa memancing di sungai ini. Demikian juga dengan anak-anak, saban hari juga selalu mandi di sungai ini,” kata Ucok.

Ucok pun mempringatkan kepada masyarakat agar jangan pernah menganggap sepele jika sedang berada di dalam sungai.

“Sejak dulu nenek moyang kami selalu berpesan agar sopan dan menjaga sikap jika berada di Sungai Deli,” katanya.

Sementara menurut Zulham (43) warga lain bercerita, kalau dahulu Sungai Deli adalah sungai raksasa dan sempat menjadi jalur armada kapal-kapal besar untuk mengangkut hasil bumi dari kerajaan Haru (Delitua) (daerah Suku Karo) menuju Deli pesisir (daerah Suku Melayu).

“Kami pun heran kenapa selalu warga luar yang menjadi korban hanyut. Bisa jadi penunggu sungai ini marah karena ada banyak orang yang datang tanpa permisi ke sini. Kalau warga sekitar kan udah tau bagaimana harus menjaga sikap,” tutup Zul.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.