Kolom M.U. Ginting: MARINA BAY

M.U. GintingGrup teroris Santoso di Poso sudah berakhir. Model Thamrin agaknya sudah tak begitu modern lagi, karena jelas orang Indonesia tak takut, dan tak percaya ada kaitannya dengan agama Islam. Sekarang, muncul ’gaya baru’, mau meroket Marina Bay kota Singa, wow . . . daya menakut-nakutinya memang bakal luar biasa dan pengaruhnya pasti besar menakut-nakuti turis ke Marina Bay atau ke Singapura umumnya.

Berubah gayanya, berubah caranya dan orang-orangnya yang direkrut, tetap definisi terorisme tak akan pernah menyimpang selama teror adalah cara penting menuju global hegemony itu: “The so-called war on terrorism is a front to propagate America ’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA , The global war on terrorism is a fabrication, a big lie.” (Prof. Chossudobsky Ottawa University). 

Gerombolan peluncur roket ini sudah disinyalir oleh kepolisian Batam. Bagus sekali. Pastilah juga lebih bagus kalau kepolisian sudah mengerti pencerahan akademisi dari dari Ottawa itu.

Maju terus, pak polisi.

Presiden Jokowi sudah jelaskan bahwa teroris tak perlu ditakuti karena tujuan mereka yang utama ialah menakut-nakuti. Begitu juga JK bilang tak usah percaya kalau teroris ada kaitannya dengan agama Islam, tak ada kaitan sama sekali! Siapa pula yang mau mengembangkan Islam di Marina Bay? Ha ha ha . . .

Tetapi ”kacau dan kuasai”. . . atau takut-takuti dan kuasai . . . atau bikin teler dan kuasai, atau suruh korupsi dan kuasai masih berlaku, dan masih akan tetap digunakan dengan berbagai bentuk, alat atau cara menakut-nakutinya.




Salah satu negara dengan pemimpinnya tipe baru ialah Filipina dan Dutertenya.

“Kalau pejabat teler, maka tak akan mengerti kalau seluruh nation sudah dalam krisis narkoba,” katanya.

Filipina memang sudah menjadi daerah kekuasaan narkoba dan lords narkoba, mulai setelah muncul narkoba. Duterte sudah memulai metode baru pemberantasan narkoba, war against drugs. Berita terahkir hari ini sudah hampir 700 orang bandit narkoba dan kriminal lainya dihabiskan. Warga juga dikerahkan mencari drug lords ini. ’Surrender or die’.

Sudah lebih dari 1.200 orang bandit menyerahkan diri. ”Effect Duterte” berlaku betul-betul efektif.

Menghadapi pemberontak bangsa Moro, Duterte bikin perundingan, begitu juga menghadapi pemberontak komunis PCP. Tetapi menghadapi teroris Abu Sayaf, tak ada kompromi, habiskan saja katanya. Bagi teroris Abu Sayaf mungkin perlu bikin roket baru tujuan Marina Bay . . . atau Monas . . . Daya menakut-nakutinya hebat memang.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.