Body Painting dengan Motif Karo






Yanti SariYANTI SARI. MEDAN. Salah satu penampilan unik dalam acara peluncuran buku mengenai Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi  [Jumat 16/9] adalah body painting (melukisi tubuh) yang mengambil Karo sebagai motif utamanya. Ketika foto hasil body painting ini ditampilkan, muncul beberapa komentar negatif karena menganggapnya sebuah peragaan busana pakaian adat Karo.

Untuk dapat  menjelaskannya secara lebih baik kepada publik, Sora Sirulo meminta untuk menggambarkan sedikit latar belakang body painting tersebut dan sekaligus meminta beberapa fotonya. Salah seorang deseignernya, Nella br Ginting, bahkan mengupload videonya kemudian untuk ditampilkan di Sora Sirulo.

body-painting-karo-1Menurut Nella, paintingan badan yang mereka buat itu adalah lukisan dari ornamen-ornamen Karo pertama dari paintingan wajah. Lukisan yangg di wajah diambil dari motif tarok-tarok yang artinya kesuburan kemakmuran dan kekeluargaan. Paintingan yang ada di dada bermotif rumah adat Karo. Paintingan di bagian lengan bermotif garis-garis uis nipes. Paintingan di bagian pergelangan tangan bermotif osar-osar yang biasanya ada di tagan. Adapaun paintingan bagian punggung bermotif Tapak Raja Sulaiman yang memiliki fungsi penolak bala, menahan roh halus, dan juga berfungsi sebagai penunjuk supaya jangan tersesat di perjalanan.

“Begitulah kira-kira gambaran umum mengenai paintingan badan,” tutur Nella kapada Sora Sirulo.

Selanjutnya Nella menuturkan, judul karya mereka adalah Queen of Karonese atau Putri Karo.

“Itu sebenarnya bukan asli pakaian adat Karo, tapi kami terinspirasi mengambil baju seperti body-painting-karo-2itu dari pakaian nande aron atau sama saja pakaian adat Karo. Memang itu sudah kami renovasi dengan banyak sekali perubahan di bagian baju bahkan tidak ada yang sama melainkan cuma aksesoris tudung saja yang sama.  Kami memang bukan mau membuat pakaian adat Karo melainkan kami membuat inovasi baru dengan cara membuat body painting atau melukis badan dengan lukisan-lukisan ornamen Karo dan memadukannya dengan busana rok yang berupa gambaran uis nipes,” tutur Nella.

Kata Nella kepada Sora Sirulo lagi, Putri Karo itu merupakan hasil karya tugas mereka di kuliah semester 8 mata kuliah Body Painting. Untuk karya itu, mereka ebih menonjolkan lukisan yang ada di badannya.

“Karena banyak yang melihat itu unik, makanya diminta tampil lagi di acara Peluncuran Buku Guru Pa Timpus,” kata Nella.

Terkait dengan tugas mata kuliah itu, Nella menuturkan bahwa mereka disuruh membuat body-painting-karo-3inovasi bertemakan daerah. Kebetulan mereka satu kelompok orang Karo pula semua. Lalu, mereka berpikir apasalahnya mengangkat budaya sendiri ke atas panggung.

“Niat kami hanya ingin mengangkat budaya Karo ke atas panggung, bukan ingin mengubah pakaian adatnya. Nah, kebetulan pelajaran kami body painting, bukan desain baju. Jadi kami menonjolkan lukisan bukan bajunya. Kebetulan dosen mata kuliah kemarin tidak memperbolehkan menyerupai pakaian adat asli karena kami perias bukan perancang baju. Makanya kami menciptakan yang berbeda,” tuturnya.

Mengenai tudung di atas kepala, kata Nella, sebetulnya yang asli mereka buat dari ijuk dan rambut asli. Karena kebetulan tudung yang mereka buat lagi dipamerkan oleh salah satu SMK di Medan, mau tidak mau mereka harus memakai tudung asli yang terbuat dari kain saja.

nella-br-ginting
Nella (kiri) bersama ibu (kanan) dan modelnya Eva Sianipar (tengah)

“Kami terinspirasi dari nande aron bukan berarti plagiator. Sekali lagi, kami bukan plagiat. Kami menciptakan semua sendiri dengan kretivitas kami. Kalau dilihat itu pakaiannya kan sama sekali tidak ada menciplak pakaian nande aron. Itu semua sudah berbeda kok, makanya itu pakaian yang kami buat bukan untuk dipakai saat menari atau pun acara adat lainya. Lagian, kalau kami tetap membuat sama seperti baju adat karo biasa pakem apanya yang dikatakan kreativitas toh biasa saja. Kan ini seperti yang kita lihat di kerja-kerja atau di kerja tahun, makanya kami buat perubahan. Ini gambar yang asli kami buat,” tuturnya lagi dengan penuh semangat mencurahkan isi hatinya atas banyaknya komentar-komentar yang menganggap karyanya sebagai peragaan rancangan busana.

nella-br-ginting-2
Keempat perancang bersama model mereka. Dari kiri ke kanan: Erika Bangun, Nella br Ginting, model, Dian Eka Pinem, dan Elsa Tarigan

Nella br Ginting menambahkan bahwa Putri Karo itu adalah karya bersama dengan Nindi Erika Bangun, Elsa Tarigan, dan Dian Eka Pinem.

Adapun menurut konsultan seni lukis Sora Sirulo, Darul Kamal Lingga Gayo atau dikenal juga sebagai Bayak Pa Mangkok, hendaknya melihat karya seni sebagai karya seni, bukan bagian dari adat agar kebebasan berseni itu juga terjamin.

“Seni adalah untuk dirasakan,” katanya ringkas sambil tersenyum.

body-painting-karo-4body-painting-karo-5



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.