Kolom M.U. Ginting: Menulis Sebagai Terapi Jiwa

M.U. GintingMemang satu tema yang sangat bagus dan menarik kalau menulis bisa jadi terapi pikiran dan batin, serta juga emosi. Mengubah pikiran, emosi yang negatif menjadi positif, kesedihan jadi kegembiraan. Siapa yang tak mau? (Terlebih-lebih kalau bisa mendorong orang untuk ‘lebih bijaksana’ seperti artikel INI bilang).

Apalagi yang mau kita tuntut lebih bagus dari situ, tulis dikit, dan terobati penyakit jiwa itu. Memang sangat betul itu, sudah banyak pengalaman perorangan yang bisa membuktikan sendiri. Seterusnya pastilah juga kita akan bertanya lagi, lantas setelah bisa menulis, mau apa lagi?

menulis-3Tujuannya apa sih menulis-nulis, selain untuk terapi itu? Waduh . . .  malah jadi lebih bingung lagi nampaknya. Lalu baca-baca lagi tulisan orang lain atau nasihat orang-orang sekeliling dunia (internet). Ketemu satu: “Writing meaning and purpose to enlighten humanity” (Don Crawford). Wow . . . sepertinya masuk akal juga, jadi tak percumalah nulis-nulis apa saja asalkan tujuannya MENCERAHKAN bagi kemanusiaan itu.

Lumayan jugalah kalau sekirannya bisa bikin itu, pikirku pula. Tetapi mengapa pula saya harus menyediakan diri untuk mencerahkan kemanusiaan? Tak punya kerjaan lain toh?




Pikir punya pikir, sekiranya pencerahan saya itu bisa ada manfaatnya. Soalnya, apa yang mau saya katakan itu adalah pengalaman diri sendiri yang tak mungkin ada orang lain yang pernah mengalami atau mengetahuinya. Kalau sudah banyak dialami orang lain atau sudah sering dituliskan orang lain, tentu percuma saja, akan membosankan.

Lalu pikir punya pikir, keunikan tiap manusia itu, tidak ada manusia yang sama. Walau manusia ada 6 M jumlahnya, tidak ada juga pengalaman yang persis sama. Karena itu, tiap orang penulis pasti ada gunanya dan manfaat yang dituliskan, karena keunikannya tersendiri itu.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.