Berita Foto: PERSEBAYA 1927 MARAH

persebaya-4
Supporter Persebaya 1927 Marah. Foto-foto: ITA APULINA TARIGAN.



ita 2ITA APULINA TARIGAN. SURABAYA. Beberapa minggu terakhir ini di beberapa sudut Kota Surabaya terlihat spanduk-spanduk tulisan tangan bermunculan. Umumnya spanduk berwarna putih dan dicat tulisan berwarna-warni. Spanduk-spanduk ini adalah ungkapan rasa para pendukung Persebaya 1927, yang terkenal dengan julukan Bonek (Bondo nekad = Modal nekad).

Di kawasan MERR, selain spanduk terlihat tembok-tembok lahan kosong juga mereka tulisi dengan huruf-huruf besar yang mencolok dari kejauhan. Umumnya, isi spanduk mereka bernada kekecewaan terhadap PSSI yang dianggap sudah mengingkari janji kepada para supporter Persebaya 1927.

Sebenarnya, jika semua berjalan mulus pada Kongres PSSI di Ancol yang baru lalu [Kamis 10/11], mestinya Persebaya 1927 sudah dipulihkan statusnya dan dapat mengikuti Liga Indonesia. Dari catatan perjalanan perjuangan para Bonek ini, ternyata mereka sudah berjalan panjang memperjuangkan status Persebaya 1927 sejak tahun 2013. Tetapi, sampai hari ini, masih terkatung-katung.

persebaya-3

Disarikan dari berbagai sumber, di Tahun 2010, Persebaya tengah berkonflik dan degradasi dari Divisi Utama. Agar Persebaya dapat terus bertanding, pengurus bersama-sama dengan pengusaha Arifin Panigoro mendirikan kompetisi persebaya-2tandingan Liga Primer Indonesia (LPI). Nama Persebaya ditambah menjadi Persebaya 1927.

Sementara di lain pihak, ada team Persebaya yang lain tetapi dengan nama baru yaitu Persikubar Surabaya, dimana pemainnya berasal dari Kutai Barat, tetapi menggunakan homebase Persebaya sebagai tempat latihan mereka. Hal inilah yang membangkitkan amarah para pendukung Persebaya 1927 alias bonek.

Ungkapan hati mereka jelas terlihat di mural dan spanduk-spanduk yang terpasang.

“Sejarah hanya bisa dibuat, sejarah tidak bisa dibeli,” demikian salah satu bunyinya.

Menurut beberapa informasi, Persikubar Surabaya terbentuk atas campur tangan Nurdin Halid. Sampai hari ini, para bonek mengatakan, mereka tidak akan menginjak Stadion 10 November, selama bukan Persebaya asli yang berlaga.

“Mereka bisa saja membeli nama Surabaya, tetapi roh dan jiwa Persebaya beserta bonek-nya, tidak ada pada mereka,” demikian ungkapan mereka.




persebaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.