Kolom M.U. Ginting: ORMAS PENGGADUH

nkri-2



Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto melihat masih ada Ormas yang kerap membuat gaduh dan mengganggu ketenteraman M.U. Gintingmasyarakat.

“Nanti tentu akan kami berikan langkah-langkah yang edukatif dan persuasif dulu, nanti setelah itu baru ada suatu peringatan yang keras sampai kepada pembekuan,” ujar Wiranto seperti dilansir Antara, Jakarta [Selasa 29/11].

Edukatif dan persuasif dulu . . . memang begitulah yang patut dilalui, secara pelahan tetapi pasti dalam membina bangsa dan perkembangan nation Indonesia ini. Edukatif dalam arti yang lebih luas dan lebih mendalam.

Sama halnya dengan hal perlunya mempelajari dengan cermat adanya usaha perongrongan dan pecah belah dari luar yang sudah sering menggunakan taktik dan strategi divide and conquer. Perongrongan ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kontradiksi atau konflik yang serba laten yang ada dalam satu negeri, seperti memanfaatkan perbedaan dan konflik agama, suku atau ras. 

Dalam soal agama ini, paling meluas sekarang seperti di Timur Tengah (Timteng). Antara sesama Islam tetapi berbeda negeri/ kultur atau sama negeri seperti di Irak/ Syria antara Sunni dan Shia serta juga memanfaatkan perbedaan antara berbagai kulutur/ suku yang ada di kedua negeri itu.

nkri-1Kontradiksi penting pertama soal agama di Timteng ialah antara agama Islam Arab kontra agama Yahudi Israel. Kontradiksi/ konflik terpenting ke dua ialah antara Islam Sunni kontra Islam Shia seperti yang masih berlangsung sekarang di Syria dan Irak.

Ketika Hillary Clinton jadi Menlu AS Pemerintahan Obama, Clinton banyak bikin ‘jasa’ di Timteng. Bersama Robert Ford di lapangan sebagai Dubes spesial AS di Syria, Clinton banyak bikin lobi-lobi yang bertujuan bikin persiapan pasukan oposisi bersenjata di Syria. Dubes istimewa Ford dengan sokongan penuh dari Clinton/ Obama adalah yang mempersiapkan “the US train-and-equip programme” bagi oposisi Syria. Ketika semua sudah selesai, Pemerintahan Obama lantas bikin pernyataan:

“We’ve made a decision that the Syrian Opposition Coalition is now inclusive enough, is reflective and representative enough of the Syrian population that we consider them the legitimate representative of the Syrian people in opposition to the Assad regime,” Obama said Dec 11, 2012, http://abcnews.go.com.

 

Oposisi Syria ini kemudian bergabung dengan oposisi Irak menjadi ISIS. Jadi, ISIS adalah bentukan lobi Obama-Clinton-Ford. Karena itu juga tidak salah kalau Trump dalam kampanye Pilpres bilang kalau Obama adalah ‘founder’ dari ISIS. Sebagai catatan tambahan, penghargaan atas lobi Clinton dan Ford, Clinton Foundation dapat 5 juta dolar dari Qatar dan 25 juta dolar dari Saudi Arab. Jadi usaha pecah belah Syria dan Irak dengan menggunakan ‘agama’ ISIS berhasil dengan sukses yang sangat cemerlang.

Sandiwara perpecahan dimainkan oleh pemain Obama-Clinton-Ford, sebagai co-sutradaranya adalah Presiden Obama dan sutradara sesungguhnya ialah yang di belakang Obama. Siapa yang memerintahkan Clinton dan Obama, memang tidak dijelaskan oleh Trump. Tetapi di AS ada yang namanya “The Secret Government” yang tidak dipilih lewat Pilpres, tetapi sudah ada di belakang layar sejak era presiden ke 7 AS, era Andrew Jackson 1829 to 1837. Ini dikatakan oleh presiden Roosevelt 1933:

“The real truth of the matter is, as you and I know, that a financial element in the large centers has owned the government of the United States since the days of Andrew Jackson.”

 

Gerakan pecah belah di Irak dan Siria sesungguhnya adalah gerakan diprakarsai oleh ‘the secret government’ itu lewat Clinton/ Obama sebagai orang yang terpilih secara resmi lewat Pilpres. The secret government ini masih terus memerintah sampai sekarang. 

“Vote all you want. The secret government won’t change. The people we elect aren’t the ones calling the shots,” kata seorang profesor dari Tufts University Michael Glennon.

Tetapi, dengan kemenangan Trump sangatlah tidak sama jika Clinton yang memenangkan Pilpres lalu. Kemenangan Trump sebagai orang kanan baru AS penentang The Establishment, kemungkinan akan bikin sejarah baru perkembangan AS dan dunia.




Trump akan berperang di dua front, yang satu dalam memenuhi janjinya kepada rakyat AS soal perubahan, dan yang satunya lagi menghadapi front yang luar biasa kuatnya ‘the secret government” yang sudah terbiasa memainkan presiden-presiden sebelumnya sejak era Andrew Johnson seperti terakhir memainkan Obama-Clinton-Ford. Trump adalah getahnya bagi sutradara kawakan ini setelah selama ratusan tahun tanpa getah. Trump dengan tegas menyatakan ketidaksukaannya atas NATO dan juga PBB. Dan sudah menarik diri dari  the Trans-Pacific Partnership (TPP) buatan ‘boneka’ Obama.  

Gerakan makar (pecah belah) Demo 212 seperti yang sudah ditandaskan oleh Kapolri dan sebagai lanjutan dari Demo 411 adalah yang sudah dapat donasi lebih dari Rp 100 M tak jelas dari mana. Sedangkan dana untuk bikin terorisme di Indonesia adalah dari Australia (terbesar), Malaysia, Brunei sudah ditandaskan oleh panglima TNI. Gerakan makar dan gerakan terorisme adalah “setali tiga uang”, sama tujuannya dan juga sama sutradaranya yaitu yang akan dilawan oleh Trump dalam front ke 2 itu (seperti yang sudah terlihat jelas dalam contoh Syria dan Irak).

Yang sering mereka manfaatkan ialah organisasi extrem, atau seperti dikatakan menteri Wiranto “Ormas yang kerap membuat gaduh dan mengganggu ketenteraman masyarakat”. Publik Indonesia sudah mengetahui siapa yang dimaksud oleh Pak Wiranto.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.