Penggunaan ADD Sipinggan Diduga Asal Jadi

Salah satu bangunan rabat beton di Desa Sepinggan yang dikerjakan tanpa plank dan disinyalir dikerjakan asal jadi.

IMANUEL SITEPU. STM HULU. Pelaksanaan kegiatan pembangunan Alokasi Dana Desa  (ADD) dan Dana Desa (DD) dengan pagu dana sebesar Rp. 941 juta di Desa Sipinggan (Kecamatan STM Hulu) berpotensi merugikan keuangan negara yang menjurus ke tindak pidana korupsi. Banyak ditemukan pekerjaan yang tidak profesional alias asal jadi. Selain itu, anggaran dalam  pengerjaannya diduga digelembungkan. Apa yang terlihat di lapangan, tidak sesuai dengan rencana yang telah di anggarkan sehingga pemanfaatannya tidak sesuai dengan harapan warga.


“Mirisnya lagi, pekerjaan proyek tersebut tidak pernah diadakan melalui musyawarah dengan warga Desa Sipinggan. Papan proyek pun tidak pernah dipasang sampai akhir pekerjaaan,” ujar seorang warga, Pak Purba (43), kepada wartawan [Kamis 19/1: Siang].

Kepada wartawan, Purba pun meyakini kalau sejumlah item proyek di desanya sudah  menyalahi aturan karena kepala desa maupun tim pengelola kegiatan (TPK) maupun perangkat desa tidak pernah terbuka kepada masyarakat.

“Semuanya serba tertutup. Tidak tau apakah semua sudah terlaksana atau belum sesuai RAB,” tambah Purba.

Sementara Kepala Desa Sipinggan Jendamin Purba yang dikonfirmasikan mengatakan, Desa Sipinggan menerima dana dari pemerintah tahun 2016 total Rp 941.000.000,- terdiri ADD, DD dan BHP.

“Dana Desa Sipinggan digunakan ke beberapa titik pembangunan fisik yakni untuk Dusun 1 rabat beton 300 x 3. Pembuatan tembok penahan di Dusun 2 Tanjungbarus. Rapat beton 2 x 60 meter, rehab Balai Desa, rabat beton jalan tani 1.5  x 200 meter, di Dusun 3 Tanjung Bayu. Serta rabat beton 2x 250 meter dan rehab lantai jambur,” ujarnya seraya mengaku tidak mengingat jumlah anggaran untuk masing-masing proyek.

Di tempat terpisah, Ketua TPK Desa Sipinggan Abel Saragih yang dikofirmasi, terkesan tidak senang saat dihubungi melalui telepon selulernya. Abel berang ketika wartawan mengetahui nomor ponselnya.

“Dari mana bisa dapat nomor Hp saya?” kata Abel yang terdengar berang.

Namun, saat diwawancarai lebih lanjut, Abel pun menjelaskan sedikit tentang kegiatan yang didanai pemerintah di desa itu diantaranya, untuk rabat beton di Dusun 1 menghabiskan anggaran Rp 180 juta, dan untuk tembok penahan longsor RP 42 juta.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.