Kereta Kehidupan

 

Oleh: Hevi Srimawar Beru Tarigan (Medan)

Hidup ini bagaikan sebuah perjalanan menaiki kereta,  dengan stasiun-stasiun pemberhentiannya, perubahan route perjalanan, dan dengan setiap peristiwa yang menyertainya. Kereta ini mulai bergerak ketika kita terlahir ke dunia ini. Kita memperoleh tiket secara gratis dari orangtua kita untuk dapat menaiki kerea. Kita menduga mereka akan selalu bersama kita di dalam kereta. Namun, di satu stasiun, orangtua kita akan turun dari kereta dan meninggalkan kita sendirian dalam perjalanan.

Waktu berlalu dan penumpang lain pun menaiki kereta. Banyak diantara mereka menjadi orang yang berarti dalam hidup kita: pasangan kita, teman-teman, anak-anak, dan orang-orang yang kita sayangi lainnya. Menyenangkan kita, bahkan juga membuat kita merasa sedih.

Banyak di antara mereka yang juga akan turun dari kereta selama perjalanan ini dan meninggalkan ruang kosong dalam hidup kita. Banyak diantara mereka yang akan pergi tanpa kita sadari bahkan, kita tak tahu dimana mereka duduk dan kapan mereka meninggalkan kereta.

Perjalanan kereta ini penuh dengan suka, duka, impian, dan juga harapan. Dari ucapan “hallo”, hingga “selamat tinggal”;  cinta  dan juga air mata. Perjalanan yang indah akan diwarnai dengan saling menolong, saling mengasihi, dan hubungan baik dengan seluruh penumpang kereta. Kita harus memastikan bahwa kita memberi yang terbaik agar perjalanan mereka nyaman.

Satu misteri dalam perjalanan yang mempesona ini adalah kita tak tahu di stasiun mana kita akan turun, maka kita harus hidup dengan cara yang terbaik, menyesuaikan diri, memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, dan memberikan yang terbaik yang kita miliki.

Sangatlah penting untuk melakukan ini, sebab, bila tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan kereta, kita harus meninggalkan kenangan indah bagi mereka yang meneruskan perjalanan di dalam kereta.

Terimakasih keluargaku, sahabatku, yang telah menjadi salah satu penumpang istimewa di dalam kereta kehidupanku. Aku tak tahu kapan aku akan tiba di stasiunku, yang jelas kereta kehidupan ini melaju degan cepat, tidak terasa ia sudah ada  di penghujung bulan melaju ke bulan berikutnya.

Selamat menempuh perjalanan hidup bermakna bersama Tuhan, terus jalanlah keretaku bersama penumpang-penumpang istimewa dengan penuh rasa cinta kepada sesama. Karena mencintai bukanlah tentang memberikan yang terbaik dalam kelebihan tetapi memberikan yang terbaik dalam segala kekurangan.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.