Ambulans Desa Terpencil

Sepeda motor (roda dua) mengangkut pasien gawat darurat dengan memasang tiang infus di belakangnya.

 

SIMSON GINTING SINISUKA. SIGI. Kristin Nehemia Br. Bukit (25) merupakan seorang bidan yang tinggal dan bertugas di Desa Kowulu, Kabupaten Sigi (Sulawesi Tengah). Desa ini sangat terpencil. Satu ketika dia harus merujuk pasiennya seorang ibu hamil yang mengalami pendarahan, sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit kota untuk mendapatkan pertolongan medis yang lebih lengkap.

Kondisi pasien yang lemah mengharuskan mereka membuat tiang penyanggah di sepeda motor untuk dijadikan gantungan infuse. Medan yang sangat ekstrim harus ditempuh dan sesegera mungkin, mengingat kondisi pasien yang sudah semakin lemah.

Jarak dari Desa Kowolu ke kecamatan sekitar 94 km dan dibutuhkan waktu lebih kurang 10 jam dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian, dari kecamatan ke kota memakan waktu 3 jam lagi dengan menggunakan kendaraan angkutan umum.

Beginilah jalan yang dilalui menuju kota

Bayangkan, dengan kondisi pasien yang mengalami pendaharahan dan semakin lemah, serta akses jalan yang ekstrim dan butuh waktu setidaknya 13 jam di perjalanan untuk dapat memperoleh pertolongan medis sekelas rumah sakit.

Beginilah gambaran kondisi yang banyak dihadapi oleh para petugas medis di pelosok-pelosok negeri ini, sebagaimana cerita yang dialami beru Bukit di atas.

Harapan ke depannya, dengan adanya pemekaran-pemekaran daerah, dapat berdampak pada percepatan pembangunan di daerah-daerah yang selama ini terpencil dan terisolir. Di sini, masyarakat sudah lama merindukan pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan, dan kemajuan pendidikan yang lebih baik lagi.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.