Kursus Perdana Aksara Karo Penuh Antusiasme

Bu Mehamat br Karo (kiri) dari Museum Povinsi Sumut dan para peserta kursus Aksara Karo (kanan) tekun menikmati alunan musik tradisional Karo (surdam dan ketteng-ketteng) yang dibawakan oleh paa pelajar Yayasan Pendidikan CERDAS BANGSA.

 

JEBTA . SITEPU. NAMORAMBE. Kursus perdana Aksara Karo yang diprakarsai oleh Sirulo Comunity Mediation (SCM) telah dilangsungkan kemarin [Minggu 19/2) di ruang belajar Yayasan Pendidikan CERDAS BANGSA, Gedung Johor (Kecamatan Namorambe, Deliserdang).

SCM yang merupakan LSM yang menaungi media online www.Sorasirulo.com dan www.Kahekolu.com serta Sanggar Seni sirulo berhasil membentuk panitia pelaksana yang diketuai oleh Serpis Karo-karo Kaban. Alhasil, kursus yang berawal dari ide ini, kini telah berhasil diwujudkan. Tak tanggung – tanggung, panitia menggratiskan seluruh biaya kursus ini, mulai dari alat tulis, uang kursus hingga peserta pun diberikan ongkos untuk berangkat mengikuti kursus ini.

“Sebisa mungkin kita akan mencari donatur untuk para peserta, sehingga kita menggratiskan semuanya. Kita sadar, minat kaum muda untuk mempelajari hal-hal yang berbau budaya itu minim. Untuk hadir saja sudah sukur mereka mau,” kata Serpis Kaban ketika diwawancarai oleh Sorasirulo.

Pada kursus ataupun pelatihan Aksara Karo yang pertama ini, turut dihadiri oleh perwakilan dari Museum Provinsi Sumatera Utara (Bu Mehamat beru Karo), perwakilan Pemuda Merga Silima (PMS) Bpk. Dermawan Tarigan, Ketua Yayasan Pendidikan Cerdas Bangsa yang juga mewakili Keluarga Karo Alumni Universitas Gajah Mada (Bpk. Pelita Tarigan) dan puluhan siswa-siswi peserta kursus.

Dalam sambutannya, Ibu Mehamat beru Karo sangat mengapresiasi adanya kursus ini. Beliau berharap kursus ini dapat terus dijalankan dan dapat merambah ke tempat-tempat lain.

Pengajar kursus (Hevi Srimawar br Tarigan) (kiri) sedang membagikan alat-alat tulis kepada pada siswa/ siswi.

“Kami dari pihak Museum Provinsi Sumut sangat mengapresiasi kegiatan ini, terlebih di Sumatera Utara ini tidak banyak lagi orang yang bisa menulis, dan membaca Aksara maupun Harakah Karo. Bahkan, Aksara Karo aslinya saja kebanyakan di Belanda,” kata Mehamat beru Karo yang alumni Fakultas Sastra USU, Medan, ini.

Hal senada juga disampaikan oleh Bpk. Dermawan Tarigan. Dia bahkan siap memberikan biaya transportasi jika para peserta kursus ingin pergi belajar di luar kelas alias kursus lapangan agar para peserta kursus tidak jenuh belajar di dalam ruangan.

Antusiasme yang tinggi juga ditunjukkan oleh para peserta kursus. Hal ini terlihat dari seriusnya mereka mengikuti apa yang diajarkan oleh pengajar. Hevi Srimawar beru Tarigan yang ditunjuk sebagai pengajar sangat bersemangat untuk mengajarkan para peserta.

Para panitia sedang berbincang-bincang dengan Bu Mehamat br Karo (paling kanan) di kantin YP CERDAS BANGSA.

“Melihat antusias para peserta, semangat saya semakin bertambah. Apalagi dalam waktu 30 menit para peserta sudah berhasil menuliskan nama mereka sendiri ke dalam tulisan Aksara Karo,” kata Hevi

Dalam kursus perdana yang dilakukan sekitar 1 jam ini, terlihat para peserta sangat antusias, terlebih para peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari pengajar juga diberikan hadiah.

“Aku dapat baju yang rencananya akan diberikan sewaktu kursus berikutnya,” kata salah satu peserta bernama Jansen Haganta Tarigan

Metode yang digunakan pengajar dalam kursus ini terbagi dalam beberapa tahapan, antara lain pengenalan apa itu Indung Surat, Anak Surat dan cara – cara untuk mengubah huruf maupun kata serta penulisan dan pembacaan.

“Mudah-mudahan dalam 3 bulan ini sudah muncul sosok anak muda yang sudah bisa membaca dan menuliskan Aksara Karo,” kata Hevi.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.