Kolom M.U. Ginting: Trump Nembak Indonesia untuk Membal ke China

Pesawat-pesawat tempur F16 masih menarik sebagai ‘mainan udara’ bagi pilot-pilot era lalu (Abad 20). Tetapi jelas sekarang tidak begitu menarik lagi bagi elit politik dan rakyat-rakyat dunia. Teknik rudal/ misildrone tentu lebih menarik kalau masih mau perang. Banyak negara seperti Norwegia akan memasukkan F16 mereka ke gudang bekas (scrab), menggantinya dengan F35.




Di AS sendiri F16 diperbarui dengan memasang drone dan tanpa pilot dan ke Indonesia dihibahkan 24 kapal scrab F16 yang tidak dipakai lagi. Apakah betul-betul hibah meragukan juga. Solnya, tiap unit F16 harganya berkisar antara 60 – 100 juta dolar tergantung model dan tahunnya. Tetapi secara politis memang bagus juga bagi negeri Paman Sam (fabrik senjata neolib) ini kasih ‘hadiah’ kepada Indonesia, kerjasama militer dsb. Trump sendiri sebagai seorang nasionalis, juga tidak mengharapkan banyak dari penjualan F16.

“Kita ingin supaya setiap nation mengutamakan kepentingan negerinya masing-masing,” katanya.

Jadi, persahabatan dengan AS Trump bukan dengan membeli barang bekasnya.

Dalam soal perdagangan luar negeri Trump mengeritik Indonesia ‘curang’, karena trade imbalance AS defisit banyak. Dilihat dari jumlah defisitnya tentu China paling besar atau paling tidak adil, kalau dilihat dari jumlah dolarnya. Dalam daftar kecurangan itu Indonesia urutan 15 dari 16 negara. Memang maksud Trump sebenarnya ditujukan ke China, yang sejak semula jadi sasaran Trump karena AS jadi dumping barang China yang banyak diproduksi oleh fabrik-fabrik AS yang hijrah ke China.

Itulah persoalan utamnya. Ada kaitannya dengan politik neolib internasional, memindahkan fabri-fabrik AS ke negeri murah terutama ke China dan bikin ‘rust belt’ di AS. Daerah-daerah industri jadi berkarat dan pengangguran massal karena pelarian fabrik-fabrik neolib ke luar negeri, terutama ke China itu.

Trump mengancam pengusaha akan didenda kalau hijrah keluar dan akan membikin pajak tinggi bagi barang-barang China yang masuk ke AS. Trump mau menghapuskan semua organisasi ‘free trade’ yang pada pokoknya adalah buatan neolib globalist yang tak urusan sama pengangguran di AS.

Tiba-tiba China malah ikut menjunjung tinggi ‘free trade’ dalam perselisihannya dengan Trump. Jadi, sebenarnya tuduhan Indonesia ‘curang’ dalam hubungan dagangnya dengan AS, hanya secara umum menyamakan siapa-siapa yang punya defisit trade dengan AS ketika trade AS dikuasai oleh neolib globalis. 




Sekarang, tentu nasionalis Trump bisa mengendalikan sendiri ‘trade imbalancenya’. Ini hanya bisa dicapai dengan cara perdagangan BILATERAL, seperti yang dia cita-citakan sendiri.

Defisitnya dengan China adalah berlainan karakter dengan defisitnya dengan Indonesia. Trump juga pasti mengerti soal defisitnya dengan China, yang jelas diakibatkan oleh politik ‘free trade’ neolib internasional yang mau menghancurkan kebahagiaan nasional AS dengan bikin pengangguran besar-besaran.

Foto header: Detroit yang menjadi kota hantu sejak minggatnya industri mobil dari kota ini (Sumber: The Huffington Post)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.