Kolom Ganggas Yusmoro: SAYA ITU SUKA SEDIH (Ini Sejak Jaman Pilpres Hingga Kini)

Sedih…. ketika banyak orang yang saya anggap sekolahnya tinggi, yang saya anggap lebih pinter dari saya saat memilih pemimpin itu tidak rasional. Memilih pemimpin karena faktor sosiologis. Tidak melihat track record. Hanya karena pemimpin itu satu golongan.

Sedih lagi, ketika juga dengan gampangnya “menjengkali”, ngilani bahwa Pemerintahan Jokowi katanya hanya akan berlangsung 2 tahun. Padahal juga yg ngomong ini lebih agamis dari saya. Apa emang sudah seperti Tuhan, yak?

Namun, yang membuat sering begitu sedih, tiba-tiba saya disuruh ngaji lagi. Disuruh belajar agama lagi agar lebih tahu bahwa memilih pemimpin itu sebaiknya harus satu golongan. Satu agama. Laahh …. saya sih ngikuti apa kata kyaiku yang NU. Cari pemimpin itu yang azaz manfaatnya lebih baik untuk masyarakat luas.




Terus, jika begini aku disuruh mengaji ke mana? Sama siapa? Atau sama ulama yang suka marah-marah? Ya, gak mauuuuuu ….

Yang membuat saya Lebih edan sedihnya, saya disuruh tobat. Tobat nasuha atau apalah namanya, agar jangan nulis tentang Pak Jokowi atau Pak Ahok. Lha, yow saya kan bingung, leh. Wong saya bersimpati sama beliau berdua juga gak ada yang maksa. Juga gak ada yang membayar. Terus, disuruh tobat itu kan makin membuat kliyeng-kliyeng sedihnya.

Yang lebih ekstrim lagi sedihnya, saya malah disuruh murtad. Disuruh pindah agama. Katanya begini: “Kalau gak mau mendukung dan bersimpati sama pemimpin yang satu agama, lu pindah agama sajalah.”

Lho… lhoo.. lhoo….Apa urusannya,ya?

Namun kesedihan saya ya gak terus nganggu aktifitas sayalah. Saya tetep semangat. Tetep suka bercanda. Saya tetep suka bilang jancuk jika ada sesuatu yang tidak benar atau ada pejabat yang ketangkep KPK. Atau jika jumpa sama temen yg njengkali dan meramal kepemerintahan Jokowi hanya 2 tahun, blassss…. kesedihan itu malah hilang. Saya seakan jumpa dengan seorang pemabuk padahal gak pernah minum alkohol.

Apalagi ketika habis makan di Rumah Makan Padang cuman nambah lagi satu piring, sedihku hilang malah jadi ngantuk.









Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.