Pertemuan Perantau Samosir Bahas Geopark dan Agrowisata

JANER SIMARMATA. BANDUNG. Anak perantau asal Samosir yang tergabung dalam LSM Pature Samosir melakukan pertemuan penajaman dan implementasi visi Kabupaten Samosir bersama Wakil Bupati Samosir Ir. Juang Sinaga didampingi Tommy Naibaho dan Budiater Saragi dari Bappeda Samosir. Pertemuan ini berlangsung di Aula Kampus Pascasarjana Universitas Parahyangan, Jl. Merdeka, Bandung [Minggu 30/4].

Dalam acara yang mengambil tema Menuntaskan Geopark Kaldera Toba dan Mewujudkan Agrowisata ini dibuka langsung oleh Rektor Universitas Parahyangan Mangadar Situmorang PhD selaku tuan rumah.

Menurut Mangadar, pertemuan ini telah digagas sekitar 3 bulan yang lalu dan didasari atas pengalaman kerjasama Unpar dengan Pemkab Samosir yang sudah dimulai sejak tahun 2014. Hingga saai ini, kata Mangadar, Unpar masih tetap melakukan kerjasama kelembagaan dengan Pemkab Samosir dan diharapkan bisa berjalan dengan baik.

Wakil Bupati Samosir Juang Sinaga yang hadir dalam pertemuan ini dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas pertemuan yang telah digagas ini. Dijelaskannya bahwa pembangunan di Samosir sudah bergerak sekarang secara perlahan untuk berbenah di segala bidang.

“Yang pasti untuk merealisasikan program yang telah direncanakan, Pemkab Samosir tidak bisa bekerja sendiri dan ini perlu dukungan dari masyarakat,” ujar Sinaga.

Sementara itu, Dr Zulkarnaen Sinaga saat memberi sambutan mewakili anak perantau asal Samosir, menyampaikan harapan besar untuk perkembangan Samosir.




“Yang penting untuk membangun Samosir yang pertama adalah tidak sesulit membangun kota-kota yang ada di pulau Jawa, karena tantangannya adalah bagaimana melakukan pendekatan,” ujarnya.

Acara ini juga dirangkai dengan pemaparan oleh empat narasumber, yakni dari Prof Dr Tualar Simarmata, Dr.(iur). Liona Nanang Supriatna, Dr Karyadi, dan Dr Tumiur Gultom yang dipandu oleh Tumpal Simanjorang SE.

Dalam paparannya, Tualar Simarmata menyampaikan, untuk mewujudkan Samosir menjadi lumbung pangan dan destinasi agrowisata, dibutuhkan inovasi teknologi. Ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah. Yang lain, perlu konsistensi kebijakan untuk mendukung pertanian, peningkatan dan perbaikan infrastruktur serta peningkatan kualitas SDM.

“Dengan inovasi maka lumbung pangan di Samosir akan terwujud, untuk itu perlu ditentukan pusat inovasi teknologi dan produk unggulan pada setiap kecamatan,” imbuh Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad yang juga pernah terpilih menjadi 10 inovator terbaik Indonesia.

Sedangkan Liona dalam materinya menyampaikan tentang infrastuktur hukum dan peraturan sebagai dasar terselenggaranya visi dan misi sebuah daerah. Apakah hukum dan peraturan yang ada sudah mumpuni, terutama dalam mengakamodir persoalan-persoalan yang dan akan mungkin muncul terkait masalah tanah.

Sementara itu, Dr Karyadi yang juga kordinator tim Unpar memaparkan tentang Geopark Kaldera Toba (GKT) adalah satu kegiatan strategis dalam upaya mempercepat perwujudan visi Samosir.




Dr Tumiur Gultom juga banyak berbagi informasi tentang pemberdayaan lahan masyarakat dalam konsep agrowisata yang selaras dengan upaya mewujudkan visi dan misi Samosir dan Badan Otorita Danau Toba (BODT).

Acara ini dihadiri sekitar 40 orang anak perantau asal Samosir yang berdomisili di Medan, Jakarta, dan Bandung, diantaranya: Drs. Yunus Situmorang (Mantan Anggota DPRD Kota Bandung), Ir Asterius Sinaga MM dari Kementerian Pertanian Dirjen Perkebunan, Carlos Melgares Varon Eks pemain Real Betis yang juga aktif membangun Samosir melalui berbagai kegiatan, IKA Permata Unpar, Forum IHAN Batak, Bandung Laywers Club, Pature Samosir, praktisi dan akademisi.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.