B. KURNIA P.P. KABANJAHE. Menyikapi kondisi bangsa Indonesia yang saat ini seakan-akan kehilangan jati diri sebagai Negara Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Ini terutama sekali atas adanya satu kelompok tertentu yang menganggap lebih benar dari semua kelompok lainnya di Indonesia sehingga mengancam terkoyak-koyaknya NKRI.
Demikian dikatakan oleh Pt. Drs. Maju Sembiring, Sekretaris BP Majelis (Runggun) GBKP Ketaren (Klasis Kabanjahe Sukarame) dalam mengawali Gerakan Nyalakan Lilin dan Doa Bersama untuk NKRI. Acara ini dilaksanakan di Jambur Sempakata Kabanjahe kemain [Senin 15/5: dimulai Pukul 19.00 WIB], diawali dengan pembacaan Pernyataan Sikap Jemaat yakni, Menjunjung Tinggi 4 Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika).
Acara ini menyuarakan Agar Pemerintah Bersatu untuk menjaga Keutuhan Bangsa, dan bertindak tegas atas oknum yang dapat memecah belah bangsa. Selain itu, sebagai warga masyarakat Indonesia yang mencintai Tanah Air, ini menyuarakan agar keadilan ditegakkan dalam setiap lini kehidupan sosial di Indonesia.
Penyulutan lilin dan doa bersama yang awalnya hendak dilaksanakan dengan cara konvoi dari Desa Ketaren hingga Gereja GBKP Ketaren, harus dialihkan atas kesepakan bersama antara koordinator kegiatan dan pihak keamanan. Ini ternyata tetap berjalan dengan hikmat diikuti oleh ratusan warga jemaat.
Dengan menyayikan lagu-Lagu perjuangan seraya menyalakan lilin jemaat mengitari halaman Jambur Sempakata yang dikawal oleh Pihak Kepolisian berkumpul di Jambur untuk melaksanakan doa bersama.
Selaku warga gereja yang baik, kita juga harus mampu menjadi warga negara yang tanggap atas situasi dan keadaan negara kita. Bisa dikatakan, saat ini, negara kita sedang dalam situasi yang kurang baik.
“Kita melakukan aksi pasang lilin sebagai simbol pengorbanan dan berdoa guna keutuhan NKRI, tambah Pdt. Sherly M beru Pelawi.
Keterangan gambar : Doa bersama dan pemasangan lilin.