Kolom Ganggas Yusmoro: TINJAU ULANG ISLAM SEBAGAI NAMA ORMAS

Belakangan ini sering saya harus menjelaskan pada sahabat saya yang non muslim ketika mempertanyakan Islam yang dipakai sebagai atribut pada Ormas. FPI atau FUI misalnya yang cenderung membuat semua pihak sering “menahan nafas” dengan perangainya yang tidak seperti Ormas-ormas lain; seperti NU atau Muhammadiyah yang lebih elegan. Lebih membuat bangsa ini tidak berdebar-debar.

Apakah Islam itu dentik dengan kekerasan? Apakah Rissik Sihab itu potret atau wajah Islam? Lalu, jika tidak identik dan bukan potret Islam, kenapa memakai nama Islam pada Ormasnya?

Yaa… Rissik Sihab yang fenomenal dan kontroversial telah membuat dunia membelakkan mata dengan Islam yang ada di Indonesai. Islam Nusantara yang di bawah NU dan Muhammadiyah yang selama ini hidup berdampingan dalam bingkai Pancasila yang harmonis.

Rissik Sihab telah membuat nuansa wajah Islam yang menyejukkan menjadi cenderung nakal dan agak sangar. Yang suka mengkofar-karirkan golongan lain tanpa perasaan. Nylekit dan membuat kuping panas.

Saya lalu memaklumi kenapa Ormas yang memakai nama Islam akan begitu mudah mencari pengikut. Banyak orang menjadi cinta buta. Banyak orang menjadi lupa daratan ketika Islam menjadi simbol untuk Ormas.




Islam yang sejatinya menyejukkan seperti halnya yang dibawa Gusdur, Gus Mus, dan Habib Luthfi menjadi berbeda setelah dipakai bendera untuk sebuah nama Ormas. Apalagi setelah Rissik Sihab tidak jantan, tidak gentlement, cenderung pengecut dalam menghadapi masalah, tentu banyak orang yang mencemooh.

Hanya begitu kwalitas keislaman seorang Imam Besar? Hanya segitu kwalitas seorang pemimpin umat dengan nama Islam?

Jelas ini adalah tamparan sekaligus harus intropeksi. Itu jika mau.

Jika dibiarkan, akan muncul FPI dan FUI lain yang akan begitu gampang untuk membuat umat menjadi gelap mata tanpa memikirkan rasa yang sudah mendarah daging di negeri ini yaitu tepo sliro saling menghargai semua golongan.

Jika tidak ditinjau ulang, Islam hanyalah sebuah atribut atau sekedar simbol yang dimanfaatkan hanya untuk kepentingan politik sesaat menghimpun umat hanya untuk diajak demo!

Sedih, bukan?!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.