Kolom Joni H. Tarigan: KUDA TROYA SOSIAL

Saya melihat kuda adalah hewan yang spesial. Dalam film Alexander Agung, sosok kuda putih benar-bener mencermikan kekuatan dan wibawa. Suatu hari di Vlissingen – Belanda pada tahun 2009, saya semakin kagum dengan postur kuda yang tinggi, besar, dan kekar. Suatu saat saya ingin memiliki peternakan atau perkebunan dengan kuda. Aku ingin menunggangi kuda itu.

Ada juga film lain yang pernah saya tonton yang juga menunjukkan tentang kuda. Akan tetapi dalam film yang berjudul TROYA itu tidak memperlihatkan keperkasaan kuda sesungguhnya. Sama dengan yang pernah kami pelajari dalam cerita Bahasa Latin, Equus Troianus (Kuda Troya), memang cerita Yunani ini tidak menggambarkan kuda sebenarnya. Secara harfiah Equus Troianus artinya kuda orang Troya.




Singkatnya ketika tembok kota Troya sangat sulit untuk ditaklukkan, maka pasukan Yunani membuat siasat. Mereka membuat patung kuda yang sangat besar. Patung itu pun digiring ke Kota Troya. Tidak ada pasukan yang menyertai patung kuda tersebut. Orang-orang Troya pun merasa Dewa telah berpihak kepada Troya. Pasukan Yunani lenyap dan menghadiahkan patung kuda yang sangat besar.

Ketika malam tiba, setelah pesta usai dan semua orang tertidur, tiba- tiba pasukan Yunani keluar dari dalam patung tersebut. Mereka dengan mudah menyerang semua penjaga dan orang-orang di balik tembok kuat Kota Troya. Dengan mudah dan cepat, Troya jatuh ke tangan Yunani. Orang-orang Troya yang meyakini Dewa yang berpihak, ternyata mendatangkan kehancuran. Mereka tertipu dengan sosok patung kuda yang sangat besar.

Sebagai pengguna komputer, terutama yang tersambung dengan internet tentu kenal juga istilah “Trojan Horse”. Trojan horse merupakan sebuah virus yang dapat menyerang ke sistem komputer kita. Sama seperti Kuda Troya, program itu akan mengelabui sistem. Ketika sudah masuk dan merusak barulah virus itu menunjukkan diri.

Kita bisa menyimpulkan bahwa kehidupan manusia dalam bersosialisasi pasti akan ada proses hubungan yang saling mengkhianati demi tujuan tertentu. Dengan kata lain, kepentingan setiap orang akan menentukan apakah ia akan menjadi Kuda Troya atau tidak. Dalam perpolitikan pun tentu kita bisa melihat bagaiman siasat Kuda Troya itu dijalankan.

Menjelang hari pemilihan ada pihak-pihak yang mendeklarasikan mendukung satu golongan. Dukungan itu serasa angin segar, tetapi ternyata mereka memberikan diri mereka tertangkap basah ingin membagi sembako. Ada lagi kelompok yang menyatakan mendukung sedari awal, tetapi dalam perjalanannya tidak terlihat kegigihan dukungan itu. Ketika sudah ada pemenang, langsung terlihat siapa saja kuda-kuda itu.

Kendatipun penghianatan itu adalah bagian dari kehidupan kita, kita tentu tidak perlu pesimis atau mengutuk atas kuda-kuda Troya yang sudah berkeliaran. Apa yang perlu kita lakukan adalah selalu belajar dan waspada dalam menjalani kehidupan ini. Kehati-hatian itulah yang akan menolong kita menjadi korban Kuda Troya yang lain. Hal lain yang sangat penting adalah, kita bebas memilih menjadi Kuda Troya atau kuda sejati seperti kuda putih Alexander Agung.

Salam semangat dan perjuangan.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.