Kolom Ganggas Yusmoro: BERAGAMA KOK NGAMUKAN?

Lha hiya, sejak saya masih cemplirr, masih belum bisa buang ingus, jika bulan Puasa kayak gini juga ikut Puasa tapi hanya separo hari. Setahu saya, orang-orang yang ngerti beragama itu lebih sabar dari para preman pasar. Lebih ramah dari tukang macul sawah. Wajahnya juga adhem dan tidak gampang marah.

Eeee, lha kok sekarang ada golongan yang kalau dilihat saklebatan, lho. Kenapa lihatnya sakklebatan? Yoow jelas tow, bajunya saja kayak kyai-kyai yang sering tampil di kethoprak humor; pakai jubah putih, pakai udheng-udheng putih. Apa itu udheng-udheng? Yow SORBAN, leh…

Tapi, kenapa kok wajahnya serem, ya? Kenapa hayo?

Coba perhatikan sejak mereka suka demo. Pakai baju putih-putih tapi suka lempar-lempar batu. Pakai sorban putih tapi pernah melecehkan crew METRO TV. Pakai atribut yang jarene itu lebih gamis namun teriak teriak “bunuh …. bunuh …. bunuh …. bunuh … “




Lebih edan adalah, mengaku lebih beragama tapi anak kecil digeruduk. dimaki-maki, diamuk, malah kena tempeleng. Lha, apa kayak gitu agama mengajarkan?

Bukan itu saja, seorang perempuan yang hanya mengeritik sang imam besar, juga digerudug, juga kena semprot, juga kena kata-kata kasar.

“Ini adalah Ketegasan kami. Ini demi membela harkat dan martabat kami sebagai umat beragama,” itu jawaban atau komentar dari mereka dengan sengit.

Siapa yang ngomong itu? Seseorang yang sudah menyandang S1.

Lhoo …. lhoo …. lho… Apa negara ini milik mbahmu? Apa negara ini milik daglekanmu? Ini negara hukum, le. Negara yang ada aturannya, negara yang tidak bisa sakkarepmu sendiri olehmu bertindak.

Betul kata presiden: “Perilaku persekusi adalah tindakan Barbar. Harus diberantas !!”

Naah, jika presiden sudah bicara keras begini, ternyata kalian lari lintang pukang seperti halnya si imam yang tidak berani pulang-pulang padahal lebaran sebentar lagi datang. Mbok ya seperti kyai-kyai NU yang membuat negeri ini damai dan tenang sehingga rakyat juga senang. Tak kiro, agama yang dibawa NU adalah agama yang sakbenernya.

Beragama kok ngamukan. Agama apa itu?








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.