Kolom Andi Safiah: BULAN BERULANG

Setiap tahun kita dihadapkan pada sebuah fenomena berulang, bertemu dengan bulan yang “Katanya” penuh dengan rahmat. Namun, kenyataannya justru jungkir balik, semua bulan di negeri ini sama saja (constant struggle), tidak peduli anda sekelar GM, Politisi, Praktisi, Pengusaha kelas berisi, atau brisik, Akademisi, Hingga Premanisi.

Malah di bulan yang penuh rahmat dan berkah kita dihadapkan pada kenyataan dimana manusia lapar sibuk klarifikasi bahwa dia sedang lapar karena balalalalla, sebuah ketololan yang dipamerkan secara terbuka.




Dan, di penghujung bulan penuh rahmat justru diakhiri dengan basa basi maaf-memaafkan. Kenal saja tidak sudah minta maaf duluan. Sebuah ungkapan basa-basi yang nir makna.

Inilah tradisi yang memilukan dalam realitas species manusia yang telah ditipu mentah-mentah oleh sebuah ajaran yang upgrade saja tidak pernah, sementara perjalanan kesadaran manusia telah sampai pada pintu gerbang internet yang maha kuasa.

Saya lebih senang mengakui kebodohan saya di hadapan mereka yang memang layak mengetahui bahwa saya memang bodoh, bukan di hadapan Tuhan apalagi meratapi kebodohan di hadapan Tuhan.

Inilah bulan yang harus dilewati. Bagi saya tidak ada bulan yang istimewa, karena bulan cuman satu yang mengorbit planet bumi dan yang saya ketahui dia (sibulan) tidak pernah mengklaim istimewa.

Justru siraja Klaim (manusia) yang menciptakan seolah-olah ada bulan yang istimewa, parahnya dicap suci pula.

#SituPerluPerbanyakPiknik!
#Itusaja!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.