Kolom Andi Safiah: NURANI

Hati nurani dalam pengertiannya yang sederhana adalah “INSTING” dan setiap manusia tentu saja memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam menterjemahkan realitas yang ada di sekitarnya.

Itulah mengapa akan selalu lahir manusia-manusia yang di cap “gila” pada setiap zaman karena insting mereka bekerja melampaui zaman.

Copernicus, misalkan, menemukan jawaban sederhana bahwa menurut insting dan hasil pengamatannya atas alam dia menemukan sebuah kejanggalan serius atas klaim yang telah beredar ribuan tahun lamanya (bahwa “bumi adalah pusat dari alam semesta”). Ternyata klaim yang dipercaya oleh manusia ribuan tahun lamanya “KELIRU”.

Ini juga berlaku pada semua “KLAIM”. Artinya, nurani manusia ternyata jauh lebih tajam dan tidak bisa dikurung oleh dogma apapun. Bahkan negara yang super diktator sekalipun tidak kuasa membendung arus perubahan akibat dari nurani yang hidup dalam sebuah masyarakat.

UUD 45 telah menulis pada pasal 28 E secara tegas, bahwa manusia punya kebebasan penuh menurut akal dan nuraninya masing-masing. Jadi, bagi mereka yang masih ingin membungkam orang-orang yang menulis pesan lewat argumen yang rasional serta menyentuh nurani dan akal sehat akan berhadapan dengan kenyataan bahwa zaman sudah berubah.

Keberpihakan zaman saat ini adalah pada nurani dan akal sehat, bukan akal bulus-apalagi akal-akalan mereka yang kepentingannya terisolasi pada ruang sempit ego manusia.

Nikmatilah kebebasan dengan cara alamiah sekaligus cerdas dalam mengadaptasi setiap perubahan yang ada.

#Itusaja!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.