Kolom Eko Kuntadhi: TUHAN BUKAN MAKELAR TANAH

Warga Palestina itu hidup dengan serenceng rasa dongkol yang gak selesai-selesai. Tanah mereka dirampas, dijadikan pemukiman Yahudi. Hidup mereka terhimpit penuh blokade.

Palestina bukan semata soal konflik agama. Warga Palestina tidak semuanya muslim. Mereka terdiri dari berbagai agama. Warga Israel juga terdiri dari berbagai kelompok agama.

Hanya saja, di sana ada sejarah panjang 3 agama besar. Di tanah tersebut, ada Masjid Al Aqso, tempat yang disinggahi Kanjeng Nabi Muhamad menjelang Mi’raj. Di sana juga ada Betlehem, kota tempat kelahiran manusia suci Almasih. Di tanah itu juga ada jejak Musa AS dan Daud AS.

Ada orang yang beranggapan bahwa lokasi bersejarah agama-agama samawi itu mestinya menjadi hak semua agama. Tapi seperti di mana-mana pada para penganut Yahudi ada juga yang suka dengan doktrin politisasi agama. Doktrin ini menguat pasca Perang Dunia II.




Aksi penjajahan Israel adalah agenda kelompok Yahudi politis yang menggunakan slogan agamanya untuk menduduki tanah Palestina. Mereka meyakini bahwa Tuhan telah menjanjikam sebidang tanah di wilayah itu untuk mereka. Atas nama Tuhan itu pulalah mereka mendirikan negara Israel.

Dengan doktrin seolah melaksanakan janji Tuhan mereka mengumpulkan kekuatan senjata dan ekonomi dari para pendukung Yahudi politis di seluruh dunia untuk merampas tanah rakyat Palestina.

Apakah semua penganut Yahudi meyakini doktrin tersebut? Tidak juga. Ada banyak orang Yahudi tidak yakin dengan doktrin tanah yang dijanjikan itu. Mereka tidak percaya Tuhan berlaku seperti tuan tanah yang mengkapling-kapling area untuk sekelompok manusia.

Makanya, banyak penganut Yahudi baik di AS, Eropa maupun di Israel sendiri tidak sepakat dengan keberingasan pemerintahan Israel saat memperluas tanah yang dikuasainya dengan cara mengusir penduduk Palestina.

Israel adalah gambaran nyata bahwa agama yang dipolitisasi bisa jadi begitu beringas. Polisasi agama sering bertabrakan dengan nilai kemanusiaan dan melecehkan keadilan.

 

Di Islam kita juga mengenal orang-orang yang hobi melakukan politisasi agama. Mereka-mereka ini menggunakan slogan agama untuk mengambil kekuasaan. Biasanya mereka tidak peduli aturan dan nilai. Pokoknya jargonnya adalah mendirikan khilafah atau sebuah sistem negara berdasarkan agama. Mereka meyakini Tuhan begitu politis sehingga memerintahkan umatnya untuk membentuk negara dengan agam tertentu.

Orang-orang yang terbiasa mempolitisasi agama inilah yang sering melakukan tindakan yang berbenturan dengan makna keadilan dan kemanusiaan.

Jadi, kalau kamu muak dengan perilaku beringas tentara Israel kepada rakyat Palestina, mestinya kamu juga muak dengan ISIS, Alqaedah, HTI dan semua kelompok yang suka mempolitisasi agama. Mereka inilah yang sering menjadikan agama sebagai tunggangan untuk merampas hak orang lain. Mereka beranggapan Tuhan sebagai makelar yang menjajakan tanah untuk umatnya. Atas nama Tuhan mereka hendak mengusir siapa saja yang berbeda keyakinan.




Jika kamu marah karena muslim Palestina dihalangi memasuki masjid Al Aqso untuk beribadah, mestinya kamu juga marah jika di Indonesia ada orang yang menghalangi penganut Kristen beribadah ke gereja. Kamu juga wajib marah jika ada orang yang merusak Vihara. Kelakuan mereka sama saja.

Kemarahan kita sesungguhnya karena menyaksikan ketidakadilan dan kebodohan yang dilakukan atas nama Tuhan.

Orang-orang seperti ini kerjanya menipu umatnya dengan menunggangi nama Tuhan. Sama seperti negeri Isreal yang menunggangi nama Tuhan untuk merampas tanah warga Palestina.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.