Kolom Andi Safiah: ISTILAH PENISTAAN AGAMA

Yang paling sulit dicerna oleh akal sehat adalah istilah “Penistaan Agama” dalam negara yang mengklaim Demokrasi. Padahal, yang namanya Demokrasi sudah jelas bahwa setiap orang yang hidup di dalamnya punya yang namanya “HAK”. Apa saja hak yang dimiliki oleh warga negara Demokratis, salah satunya adalah HAK menyampaikan OPINI dan PENDAPAT secara bebas tanpa rasa takut juga sesuai dengan HATI NURANINYA dan atau AKAL SEHATNYA.

Jadi jelaslah bahwa istilah “Penistaan Agama” sama sekali menabrak akal sehat manusia. Parahnya, sebagai bangsa, kita lebih suka “MEMBUANG” akal sehat kita daripada membuang istilah “Penistaan Agama” beserta pasal turunannya.

Menjaga sekaligus merawat istilah “Penistaan Agama” justru telah menjadi penyebab gagalnya bangsa ini dalam melatih apa yang pernah dipopulerkan oleh guru bangsa TAN MALAKA dengan “MADILOG” nya.

Hasilnya, kita lebih suka “monolog” dari pada membangun pengertian lewat “dialektika”. Logika kita soal “Penistaan Agama” juga super absurd, karena jelas “Agama” itu adalah konsep dan konsep tidak bisa merasakan nista macam yang percaya konsep tersebut.

Arena benturan konsep atau benturan idea memang lewat “Dialektika”. Jadi, jika anda menyakini sebuah konsep adalah sebuah kebenaran, maka anda tidak perlu alergi dengan mereka yang berseberangan secara total dengan anda. Justru di sanalah letak menariknya sebuah konsep “dibicarakan” bukan ditelan dan menjadi sebuah dogma.

Jika tidak siap dikritik, maka lebih baik “Say Nothing and Do Nothing”, karena itu adalah jalan paling aman.

Bagi saya, Republik ini belum layak disebut sebagai Republic Democratic Indonesia. Alasan paling sederhana yang bisa saya ajukan adalah karena masih eksisnya pasal “Penistaan Agama” yang didampingi oleh UU ITE yang memang dengan sengaja dipasang sebagai “ranjau” bagi mereka yang sudah “Awaken” dari tidur panjangnya.

Inilah bahaya dari kalimat populer Descartes “Cogito Ergo Sum” saya berpikir maka saya ada, atau dalam bahasa saya “I think therefore I am DANGEROUS” saya berpikir maka saya menjadi subject yang berbahaya bagi negara.

#Itusaja!








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.