Kolom Iskandar Yusuf: GOOD BYE, PRABOWO

IBARAT Jenderal Raja Bonar yang sedang berjuang di medan pertempuran, Prabowo Subianto mulai ditinggalkan oleh para sekutu terbaiknya.

Ketua Umum Perindo  (Hary Tanoe) yang merupakan tandem Gerindra guna menghajar pasangan satu diantara pasangan Pilgub dan Cawagub di Pilkada DKI yang lalu, secara blak-blakan menyanjung dan memuji Pemerintahan Jokowi.

Sanjungan dan pujian Hary Tanoe adalah sebuah SIGNAL POLITIK bahwa Ketua Umum Perindo ini akan berada di Kubu Jokowi untuk mem-back up Jokowi melanjutkan memimpin Republik Indonesia untuk #2Priode.

Hari ini, secara simbolisasi Ketua Umum Demokrat SBY “mengutus” putra sulungnya Agus beserta istri untuk menyambangi Presiden Jokowi, sekaligus SBY menitipkan SALAM HORMAT kepada Presiden Jokowi

Dan, tak kalah “angkernya” serangan dari dalam Partai Gerindra sendiri, wakil ketua umum “kotroversial” partai Gerindra (Arief Puyuono) menyerang wakil ketua umum “putra mahkota” Gerindra, Fadli Zon, dengan menuduh, lebih tepatnya membuka topeng, Fadli Zon sebagai KACUNG NEOLIB.

Apalagi “martir bayaran” Prabowo Subianto, Habib Rizieq Shihab, Imam Besar FPI, terbukti sebagai “maniak video porno” kini berstatus DPO yang sedang di buru oleh anggota Polri se Indonesia

Satu-satunya yang tinggal sebagai andalan provokator Prabowo Subianto adalah guru spritualnya, Ansufri Idrus Kaban alias Sambo alias Ustadz Sambo, pria Suku Karo kelahiran Medan pada 20 November 1970, yang secara pribadi nanti akan menjadi URUSAN SAYA.

Mengapa pada awal tulisan, Saya membuat analogi Prabowo Subianto ibarat Jenderal “Konyol” Naga Bonar, karena saya melihat sepak terjang militer Prabowo Subianto dahulu kala “Seperti Hebat” karena dia berada di lingkungan “Keluarga Hebat” Soeharto.

Manakala Prabowo Subianto sudah tidak lagi berada di lingkungan penguasa Orba Soeharto, apalagi sebelum dia fired dari dinas militer, Prabowo Subianto yang masih berpangkat Letnan Jenderal, sempat “DIUSIR” oleh Mayjen Sintong Panjaitan dari ruangan Presiden Habibie, di depan BJ Habibie.

Dari kronologis di atas, sudah dapat dipastikan Prabowo Subianto telah kehilangan panggung politik nasional, Prabowo Subianto bukan sekelas Jenderal Napoleon Bonaparte, ternyata Prabowo Subianto “BEDA TIPIS” dengan Sang Jenderal “Anak Medan” Naga Bonar.

Prabowo Subianto bukan penunggang kuda terbaik, Prabowo Subianto hanya sekedar MUMMY POLITIK yang sia-sia. Dan partai Gerindra tak ubahnya sebuah kapal rongsok yang karam di SAMUDERA IMPIAN.

Good Bye, Mas Bowo..











Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.