Kolom Andi Safiah: GEROMBOLAN YANG SELALU LAPAR

Orang-orang cerdas yang berkeliaran di republik ini lebih banyak berteriak di luar partai, sementara orang-orang goblok bingung bagaimana membangun partai yang sehat, waras dan professional.

Ini terjadi karena rujukannya masih “itu-itu saja”, harus dan wajib bertakwa dulu, yang tidak bertakwa bukan hanya ogah masuk partai, tapi bagi mereka itu adalah wasting life, sementara yang pura-pura bertakwa akhirnya kelihatan belangnya.




Namun karena dia masih bertakwa walaupun “pura-pura” maka dia masih bisa tersenyum lebar di depan kamera wartawan, dan si wartawanpun dengan kepura-puraannya meliput dengan bahasa propaganda “seolah-oleh” agar beritanya bisa mendapat banyak “like” dan “share”.

Karena dalam dunia arti-ficial dewasa ini, semua berita wajib dibuat “seolah-olah” agar audience “terjebak” untuk membuka portal beritanya.

Jadi, semua saling tersambung dalam seolah-olah, sementara manusia macam Ahok harus diasingkan dari pusaran “seolah-olah” karena dia sadar, waras dan sudah muak.

Ahok persis seperti Gus Dur yang dengan gaya nekatnya mencoba menabrak banteng menggunakan sepeda “Intel” eh salah “ontel” maksud saya, yang kemudian hasilnya kita tahu bersama bahwa Ahok beserta sepedanya harus rontok dihajar oleh banteng ngamuk.

Ingat dan perlu dicatat, banteng yang saya maksud bukan banteng PDI-P, tapi banteng dalam ilustrasi yang paling realistic.

Artinya, sehebat apapun kamu: wajib sedikit cerdas dalam menjinakkan gerombolan banteng yang selalu lapar.

#Itusaja!











Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.