Kolom Eko Kuntadhi: MEMBELA ISLAM DARI SIAPA?

Ada keributan di Mako Brimob. Mulanya polisi hendak merazia HP yang ditenggarai berada di tangan tahanan teroris di sana. HP ditemukan. Tapi tahanan yang memiliki ngotot dan mencaci polisi ketika HP hendak disita. Muncul keributan sampai 1 dari 4 HP yang disita hancur berantakan.

Lalu, tahanan itu berdalih bahwa di dalam HP ada aplikasi Alquran. Dari situlah mereka menuduh polisi menghina kitab suci. Secepat kilat mereka berteriak-teriak sambil takbir, memancing emosi tahanan lain. Isu bahwa polisi menghinakan kitab suci disebarkan ke mana-mana. Padahal mungkin saja di HP itu juga ada video bokep.

Mereka terang-terangan memfitnah polisi dengan cara membenturkan aparat dengan emosi umat Islam.




Di luar penjara, para pendukungnya menyambut seruan fitnah itu. Situs abal-abal pendukung teroris menyebarkan berita soal pelecehan kitab suci. Akun pendukungnya juga menyebarkannya kembali ke publik yang lebih luas. Apa targetnya? Untuk memancing emosi umat.

Para bigot dan manusia doyan perang itu memang selalu berusaha menunggangi setiap permasalahan dengan isu agama. Bahkan cuma soal razia HP, lalu dibungkus dengan pelecehan umat Islam. Dodolnya, umat yang dungu juga turut mengaminkannya.

Strategi mereka memang selalu cari musuh. Musuh itu dipentingkan untuk menakut-nakuti umat Islam. Makanya di mana-mana selalu sama langkahnya: Menciptakan isu bahwa Islam sedang dinistakan, Islam sedan didzalimi. Islam sedang dikoyak-koyak. Padahal ini cuma urusan razia HP di tahanan. Hukum memang melarang tahanan membawa HP.

Coba lihat juga strategi lainnya. Ada seorang pria sedang disidik polisi karena kasus mesum. Kebetulan pria itu sering menggunakan sorban dan gaun putih panjang. Apa pembelaan mereka? Negara sedang mempersekusi ulama. Hallo, mblo. Ini cuma kasus mesum. Gak ada hubungannya dengan ulama.

Ada juga seorang pria lain yang sedang disidik karena menggelapkan dana yayasan. Kebetulan dia suka ceramah agama. Isunya sama: Ulama sedang dipidanakan. Lha, kasus penggelapan duit, apa juga urusannya sama ulama?

Ketika ceramah Felix Siauw ditolak banser di Bangil, Felix teriak-teriak bahwa Banser menolak pengajian. Padahal yang ditolak Banser adalah ceramah agama yang memecah belah bangsa. Felix sendiri menolak mengakui Pancasila, menolak keluar dari HTI, dan menolak berjanji untuk tidak membawakan materi yang provokatif.

Lha, ada orang yang menolak Pancasila, menolak keluar dari organisasi terlarang dan mau memprovokasi umat, lalu dihadang Banser, kok malah teriak-teriak Banser memusuhi pengajian. Banser memusuhi umat Islam.

Ada satu hal yang sama dari mereka: Terus menerus membenturkan umat dengan siapa saja yang tidak sejalan dengan mereka. Caranya, apabila ada yang tidak setuju dengan cara mereka, langsung dituduh pelecehan agama dan musuh Islam. Mereka yang cari musuh, mereka juga yang mengajak orang lain untuk ikut-ikutan memusuhi.

Kita harus membacanya begini. Kasus di Mako Brimob itu ada tahanan yang melanggar aturan. Gak ada hubungannya dengan umat Islam dan pelecehan Alquran.

Kasus Rizieq dan Bahtiar Nasir itu cuma kasus kriminal berkonten mesum dan penggelapan dana yayasan. Gak ada hubungannya dengan nama ulama.

Kasus pembubaran acara Felix Siauw itu cuma cara Banser melindungi negaranya dari serangan para pembenci Pancasila. Gak ada hubungannya dengan pelarangan pengajian.

Jadi, biasakanlah kita lihat hal-hal itu sebagai kasus per kasus. Jangan mau diajak-ajak membela mereka dengan slogan bela Islam, bela ulama, bela Alquran, bela pengajian. Padahal sebenarnya mereka mengarahkan kita untuk membela tahanan ISIS yang tidak mau disita HP-nya. Cuma membela lelaki yang mesum di kandang kambing. Cuma membela ustad yang terindikasi menggelapkan duit. Cuma membela penceramah yang anti Pancasila. Gak ada hubungannya dengan membela agama. Gak ada hubungannya dengan membela Islam.

Dengan kata lain, nama Islam, Alquran, Ulama, Pengajian sedang dimanipulasi untuk kepentingan mereka sendiri. Kenapa mereka gemar memanipulasi hal itu, sebab dengan terus menerus umat Islam dibuat seolah-olah tertindas, maka di alam bawah sadarnya seperti ada kebutuhan terhadap kekuatan pembela. Nah, ideologi khilafah, ISIS, dan kelompok Islam sempalan itu meraih eksistensi dengan menyebarkan ketakutan di kalangan umat Islam.




Padahal di Indonesia ini, apa lagi yang mau dibela dari umat Islam? Presidennya Muslim. Ketua DPR, MPR, DPD semuanya muslim. Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Ketua MA muslim. Gubernur, Bupati, Walikota sebagian besar muslim. Masjid dan mushola dimana-mana. Adzan disiarkan di semua televisi. Pengajian jadi menu setiap hari di TV.

Pertanyaannya mereka memprovokasi kita, untuk membela Islam dari siapa?

“Mbang, tadi ada copet di Tanah Abang. Orangnya tertangkap. Pas dilihat KT-nya dia bergama Islam. Apakah kalau kita membela copet itu sama saja kita sedang membela Islam?” tanya Abu Kumkum kepada Bambang Kusnadi.

“Akang, mah, gak usah membela Islam. Mendingan Bella Sophi aja.”

Abu Kumkum nyengir…










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.