Kolom Eko Kuntadhi: AL MAIDAH 51 TERGANTUNG PADA SIAPA WAGUBNYA

Apa makna surat Al Maidah 51 untuk Amien Rais? Saya rasa tidak ada yang tahu pasti. Sebab, hari ini maknanya bisa begini. Besok bisa begitu. Makna kitab suci bisa ditarik ulur sesuai kepentingan.

Saat Ahok mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta pada Pilkada kemarin, Amien adalah salah satu orang yang gemar bicara soal pemimpin muslim. Baginya, waktu itu, untuk menyingkirkan Ahok, Al Maidah 51 diterjemahkan sebagai larangan umat Islam memilih pemimpin yang bukan beragama Islam.

Tapi, Ahok sudah kalah. Jadi Al Maidah 51 bisa berubah lagi maknanya. Misalnya di Sumatera Utara. Mumtaz Rais –putera Amien Rais– dikabarkan akan dipasangkan dengan JR Saragih, Bupati Simalungun. Keduanya akan dicalonkan oleh Partai Demokrat dan PAN untuk diusung sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara.




“Sudah confirm, JR Saragih-Mumtaz Rais akan maju di Pilgubsu,” kata Direktur Eksekutif DPD Partai Demokrat Sumut, Silverius Bangun, seperti dikutip Jawapos.

JR Saragih beragama Kristen, sama dengan Ahok. Tapi rupanya dia tidak terkena seruan Al Maidah 51, yang dulu diterjemahkan sebagai larangan memilih pemimpin non-muslim. Kenapa tidak berlaku untuk JR Saragih?

Karena pasangannya adalah Mumtaz Rais, anak Amien Rais. Dengan kata lain Mumtaz Rais-lah yang jadi penentu apa makna Al Maidah 51 buat Amien Rais. Keberadaan dia menentukan sebuah pilihan politik termasuk kategori dosa atau justru dapat pahala.

Kita bisa berandai-andai. Jika dulu Ahok dipasangkan dengan Mumtaz Rais sebagai Cawagub, seperti apakah makna surat Al Maidah 51 yang akan diartikan Amien Rais? Anda bisa tebak sendiri.

JR Saragih (kanan) yang berayahkan Suku Simalungun, beribu Suku Karo dan beristiri Suku Karo (kiri) sedang mengikuti ibadah di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).

Saya sendiri tidak mempermasalahkan komposisi pasangan JR Saragih dan Mumtaz Rais ini. Memang mestinya kita semua tidak mempermasalahkannya. Orang Kristen, Islam, Hindu, Budha, Konghucu, atau penganut kepercayaan punya hak dan kewajiban yang sama di Indonesia. Jadi, kalau pasangan JR Saragih yang Kristen duet dengan Mumtaz Rais yang muslim Muhamadiyah, apa masalahnya?

Masalahnya adalah apa yang dikatakan Ahok di depan nelayan Pulau Seribu ternyata akhirnya terlihat wujudnya. “Jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51.”

Ucapan Ahok itulah, yang dipolitisasi sedemikian rupa, sampai akhirnya dia masuk penjara.

Hari ini mereka mengartikan Al Maidah 51 sebagai larangan memilih pemimpin non-muslim. Besok, di lokasi lain lagi, mereka mengartikan ayat itu bukan sebagai larangan. Hari ini haram, besok halal. Hari ini dosa, besok pahala. Hari ini amin, besok amuk.

Orang-orang ini dengan gampang membetot-betot Al Quran sesuai dengan kepentingan politiknya. Pada saat Pilkada Jakarta umat Islam yang malas berfikir, mau saja terus-menerus mengamienkan tafsir Al Maidah 51 versi politisi. Bahkan sampai akhirnya menganis-kan.

Saya tidak tahu, apakah nanti pada Pilkada Sumetera Utara, umat Islam di sana juga akan me-mumtaz-kan? Kita lihat. Sampai sekarang sih, surat resmi pencalonannya belum turun.

Jadi, apa makna ayat Al maidah 51 buat Amien Rais? Sebelum menjawab, kita harus tahu dulu, siapa Cawagubnya?








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.