Dampak Terbesar dari Inclusive Businesses Adalah di Sektor Agrobisnis

SOPHIA ZAMORA. MANILA. Inclusive Businesses (IB) dalam agrobisnis, dipromosikan oleh Philippine Board of Investments (BOI), meningkatkan keahlian, produktivitas dan pendapatan para petani sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.

Hal itu terungkap dalam laporan United Nations Development Programme-Business Call to Action (UNDP-CtA) dan Philippine Business for Social Progress (PBSP).




Laporan ini juga memaparkan, diantara berbagai industri dengan model IB yang ada, agrobisnis memiliki peluang terbaik sebab mencakup sektor pertanian, kesehatan dan lingkungan hidup. Pertanian juga mengungguli sektor lainnya dalam hal pangsa pasar global untuk pekerjaan, menurut data dari International Labour Organization.

Dengan menerapkan model IB, salah satu langkah yang diambil perusahaan agrobisnis adalah membangun kemampuan para petani kecil.

Program Coffee for Peace (CFP) di Filipina, misalnya, membantu sebuah komunitas yang terdiri atas 72 keluarga petani di Mount Apo. Komunitas tersebut mempelajari teknik budidaya dan pengolahan agar hasil panen dan mutu kopinya meningkat. Setelah belajar dengan CFP selama dua tahun, komunitas itu kini membangun koperasi dan berpenghasilan USD 87.750,00. Selain komunitas di Mount Apo, CFP juga bekerja dengan dua kelompok lain di Filipina.

“Berinvestasi dalam sektor pertanian menjadi langkah penting bagi kami, baik dalam aspek keamanan pangan dan meningkatkan kehidupan mayoritas pekerja Filipina,” kata Managing Head, Philippine Trade Undersecretary serta Board of Investments (BOI), Ceferino Rodolfo. “Kajian terhadap model IB di Filipina dan ASEAN ternyata menunjukkan kiprah pelaku usaha kecil dapat menghadirkan dampak sosial dan mewujudkan imbal-hasil investasi yang baik.”

Contoh lain dari perusahaan agrobisnis dengan model IB adalah Siam Organic di Timur Laut Thailand, lokasi petani termiskin di negara tersebut bermukim dan bekerja. Siam Organic bekerja dengan lebih dari 1.100 petani prasejahtera untuk menanam beras Jasberry. Perusahaan tersebut menyediakan beragam benih beras ungu, berjenis non-GMO dan kaya akan antioksidan. Demi membantu para petani mengurangi biaya produksi, Siam Organic juga melatih mereka teknik menanam organik.

Para petani beras Jasberry yang bekerja dengan Siam Organic kini berpenghasilan 14 kali lebih tinggi dari petani beras Thailand pada umumnya. Sebelum kehadiran Siam Organic, para petani tidak memiliki jaminan pembelian dari pasar. Kini, mereka terhubung dengan pasar beras di Thailand dan Barat, karena Siam Organic bertanggung jawab atas kegiatan litbang, pemasaran dan logistik.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.