Hydroponik, Solusi Ancaman Krisis Pangan Perkotaan

Laporan: Robik Jesin dari Cirebon

 

Menanam menggunakan sistem hidroponik untuk saat ini menjadi sangat populer di perkotaan, mengingat lahan di daerah perkotaan semakin menyempit karena banyaknya pembangunan gedung-gedung, perumahan dan  tempat perbelanjaan, serta infrastruktur lainya. Selain itu, juga disebabkan oleh adanya kekhawatiran terhadap kualitas tanaman; khususnya jenis sayuran yang dihasilkan melalui metode konvensional.

Kata Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu “hydro” yang berarti air dan “ponos” yang artinya daya atau tenaga kerja. Menanam dengan sistem hidroponik artinya menanam menggunakan media air atau tenaga kerja air. Hydroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Jadi, hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.




Tanaman hydropinik bisa menjadi solusi atas ancaman krisis pangan yang termasuk imbas dari kenaikan jumlah penduduk yang tinggi. Pasalnya, prinsip menanam dengan menggunakan metode hydroponic tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. Karena itu, tidak membutuhkan lahan yang luas. Di samping cara merawatnya juga mudah, tanaman hydroponic relatif lebih segar dibandingkan dengan hasil sistem tanaman konvenional berkebun dengan tanah.

Izqi Faisal dan beberapa kawan-kawan mahasiswa Fakultas Ussuluddin, IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang tergabung dalam Komunitas ‘Pojok Graha’, mulai bergiat dengan tanaman hydroponic di lingkungan kampusnya. Mereka menyulap halaman belakang Graha Iain SNJ (Cirebon) menjadi kebun tanaman Hydroponik.

Dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tak terpakai, seperti botol bekas dan lain sebagainya sebagai bahan-bahan dasar untuk media tanam. Aktivitas yang digeluti mereka setiap harinya tidak mengganggu kegiatan-kegiatan utamanya sebagai mahasiswa.

Pada dasarnya semua jenis tanaman bisa dibudidayakan dengan sistem ini, baik sayur-sayuran daun maupun sayuran buah. Hanya saja, kata kuncinya adalah ketelitian dan ketelatenan dalam perawatanya, serta kasih sayang penuh. Sebab, bagaimanapun, tanaman adalah makhluk hidup yang harus kita beri perhatian sepenuhnya agar menuai hasil yang maksimal.

Untuk teknik awal menanam dengan menggunakan metode hydroponic. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah media tanam dan nutrisi atau pupuk hydroponic, pastikan media tanam cukup, sehingga air dan nutrisi dapat diserap oleh akar tanaman, akan tetapi juga harus cukup kokoh untuk menopang tanaman hydroponic. Selain itu juga suhu, kelembaban, intensitas cahaya harus diatur, untuk tanaman jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung




Menurut Izqi, tanaman hydroponic bisa saja menjadi solusi kongkrit bagi pemenuhan kebutuhan pangan, khususnya Kota Cirebon untuk masa yang akan datang. Pasalnya, di beberapa wilayah daerah Cirebon, tak terkecuali kabupaten wilayah pedesaan, sudah mengalami penyempitan lahan oleh pembangunan pabrik-pabrik dan perumahan, serta lain sebagainya. Masyarakat pedesaan yang banyak beralih profesi dari petani menjadi buruh dan lain-lain, bukan tanpa sebab. Kehilangan lahan tanam adalah salah satu alasan mereka meninggalkan profesinya sebagai petani.

Untuk itu, barangkali dengan berkembangnya hydroponic bisa menjadi angin segar bagi mereka dan masyarakat untuk soal kebutuhan sandang pangan. Di sisi lain, hydroponic juga bisa menjadi ekonomi kreatif bagi kalangan pemuda, seperti mahasiswa yang mau belajar hidup mandiri.

Alasan mengapa Izqi dan kawan-kawan mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Iain Syekh Nurjati Cirebon mengambil langkah demikian, sebab dilatarbelakangi keresahanya yang hidup di kota, dimana memang sudah saatnya kita mengambil langkah demikian, sebab hydroponic yang hemat dan rama lingkunga menurutnya solusi bertanam sayuran kota, yang dimana sayur-sayuran sudah hampir tidak menemukan lahan tanah sebagai media tanamnya.

“Krisis pangan di beberapa daerah perkotaan di Indonesia sudah menjangkit, sudah saatnya kita sadar akan ancaman nyata ini, jangan sampai krisis pangan menjalar ke wilayah perdesaan yang dianggap pasokan sumber pangan negeri ini,” tutur Izqi (Pojok Graha)








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.