Kolom M.U. Ginting: POLITICAL CORRECTNESS

Sejarah PC (Political Correctness) sangat panjang. Seluruh dunia dan hampir seluruh zaman. Kalau kita mulai di negeri sosialis/ komunis, sangat jelas bagi semua penduduknya apa yang boleh dan yang tidak boleh dikatakan dalam pembicaraan sehari-hari maupun pembicaraan umum yang ada kaitannya dengan penguasa negeri itu.

Secara singkat semua pemibicaraan harus sesuai dengan peraturan partai berkuasa, Partai Komunis. Melanggarnya bisa langsung celaka. Tidak usah saya panjangkan ceritanya, pasti semua mengertilah. Dalam istilah Ramlan Surbakti inilah ‘partai doktriner’, di Indonesia contohnya PKI. Demikian juga ketika Orba, juga jelas apa yang bisa dikatakan dan yang tidak bisa. Orang yang ‘salah ngomong’ bisa hilang malam hari.




Perjalanan PC di AS punya variasi tersendiri. Bisa dilihat dari munculnya McCarthysm (kebalikan dari PC Soviet). Dari McCartyism menuju kekuasaan grup the establishment neoliberal yang mengembangkan PC secara sistematis dan berencana. Ini memuncak sampai era Trump dimana PC mendapat perlawanan serius dari Trump dan konco-konco nasionalisnya (orang-orang konservatif ‘populis’).

Trump terang-terangan mengobarkan ‘culture war’ melawan PC dan melawan the establishment. Trump menjadi anti-PC dan anti the establishment. Anti PC Trump inilah yang sangat menarik bagi perubahan dan perkembangan PC dunia. Itu karena, dalam tingkat ini, terjadi puncak kontradiksi antara PC dan anti-PC. Artinya, salah satu diantaranya akan lenyap untuk selama-lamanya, ditinjau dari perkembangan dialektika kontradiksi thesis-antitesis-syntesis Hegel. Dan, dunia akan mengalami perubahan besar, atau loncatan perubahan karena pengaruh PC ini memang sangat besar artinya dalam perpolitikan dunia.




Seperti sudah kita ketahui bahwa kontradiksi pokok dunia abad lalu yaitu kontradiksi antara Blok Timur kontra Blok Barat sudah tidak ada lagi sekarang, digantikan oleh kontradiksi pokok dunia yang baru yaitu kontradiksi atau pertentangan antara kepentingan nasional bangsa-bangsa dunia kontra kepentingan internasional neolib deep state.

PC adalah bagian yang sangat penting dari neolib deep state dalam mempengaruhi kesedaran dan pikiran orang awam terutama di AS, dalam usaha neolib untuk mempertahankan dan melanjutkan kekuasaan dan dominasi neolib internasional deep state demi mencapai tujuan akhirnya yaitu world hegemony.

Terorisme adalah salah satu dari alat pentingnya itu. Kalau dalam soal terorisme bersenjata Prof Chossudovsky dari Ottawa University pernah bilang: “The so-called war on terrorism is a front to propagate America’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA, The global war on terrorism is a fabrication, a big lie”.

PC bukan kekerasan bersenjata seperti terorisme, tetapi cara halus mengubah sikap dan tingkah laku manusia orang biasa, mengarahkannya ke posisi yang tidak berdaya dan tunduk untuk gampang dikendalikan. PC adalah bagian yang sangat penting dari taktik dan strategi neolib deep state terutama di AS dan negeri-negeri Eropah Barat yang masih didominasi oleh kaum kiri lama (partai sosialis atau partai buruh) dalam mempertahankan dan dalam usahanya melanjutkan kekuasaan/ dominasi neolib internasional mencapai tujuan akhirnya yaitu world hegemony itu.

PC adalah alat penekan secara psikologi, halus tetapi sangat mematikan dalam menghambat pemikiran kritis publik AS. PC sangat menakut-nakuti orang awam yang berada jauh di luar kekuasaan penguasa duit kalangan the establishment AS.

PC telah berperan sebagai faktor penting dalam ‘culture war’ di AS antara liberal/ neolib yang dibantu oleh orang kiri, kontra orang kanan konservatif yang kemudian berubah secara hakiki jadi kaum nasionalis nation Amerika dan mewakili patriotisme AS. Perang Culture ini sudah semakin gesit sejak pertengahan abad lalu, dan terutama memuncak setelah runtuhnya blok Soviet atau blok Timur karena kontradiksi pokok dunia berubah jadi perjuangan nasional kontra perjuangan neolib internasional. Perang Kultur ini berangsur ditandai dengan perjuangan antara kaum globalist neoliberal kontra kaum nasionalis patriotis AS. Perjuangan antara multikulti (multikulturalisme) neolib kontra nasionalisme/ patriotisme. Dikebanyakan kampus Universitas AS culture war ini terkenal namanya dengan istilah ‘Victimhood Culture’.

If you say the “wrong thing” in America today, you could be penalized, fired or even taken to court. In his novel 1984, George Orwell imagined a future world where speech was greatly restricted. He called that the language that the totalitarian state in his novel created “Newspeak”, and it bears a striking resemblance to the political correctness that we see in America right now.

Contoh PC:

1. The Missouri State Fair has permanently banned a rodeo clown from performing just because he wore an Obama mask, and now all of the other rodeo clowns are being required to take “sensitivity training“…

2. Government workers in Seattle have been told that they should no longer use the words “citizen” and “brown bag” because they are potentially offensive.

3. di Inggris: The Tories are anxious not to upset anybody these days, even thugs and criminals.

4. Di Jerman polisi gagal menangkap seorang bandit karena terhalang oleh PC.

Lengkapnya lihat di SINI.

Contoh PC abad Trump berkuasa (2016-2017). Ini contoh-contoh yang tidak boleh diucapkan, tetapi diucapkan terang dan jelas oleh Trump dalam perjuangannya melawan PC.

1. Obama adalah pendiri ISIS dan Clinton co-foundernya.
2. Bangun tembok batas dengan Mexico dan harus dibayar oleh Mexico
3. Mexicans dikatakan berkarakter ‘rapist’.
4. Duterte bilang kalau Obama adalah the son of whore.

Contoh di Indonesia: Seorang wanita politisi PSI ditangkap polisi karena bikin meme satir kritik Setnov dalam hubungan dengan megakorupsinya.
Setnov adalah pejabat publik, ketua DPR pula, kok tidak bisa dikritik atau disatirkan?










Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.