Kolom Eko Kuntadhi: BENDERA HTI DAN PEMBELAAN KHAWARIJ

Pada ILC semalam, Felix Siauw bilang, apa salahnya umat Islam Indonesia membawa bendera bertuliskan kalimat syahadat?

Sebentar, bendera yang digunakan HTI memang menggunakan kalimat syahadat sebagai lambangnya. ISIS juga menggunakan tulisan yang sama pada bendera kelompoknya, hanya saja dengan khat (jenis font) yang berbeda. Saudi Arabia juga menggunakan kalimat yang sama pada benderanya, dengan warna dasar hijau.

Kalau mengikuti logika Felix, maka di Indonesia kita bebas mengibarkan bendera HTI, ISIS atau bendera Saudi Arabia? Padahal sebagai bangsa kita punya identitas sendiri, punya bendera sendiri, punya lambang sendiri.







ISIS dan HTI jelas sebagai gerakan politik. Catatannya mereka selalu membuat kekacauan dan makar di berbagai negara. Mereka berlindung di balik jargon-jargon agama untuk mengelabui rakyat.

Benderanya menggunakan kalimat suci umat Islam. Kalau mereka ditentang, jawabannya selalu sejenis: Kamu menentang Islam? Sama seperti Felix yang mengatakan apa salahnya umat Islam Indonesia membawa bendera Tauhid? Jika kamu tidak setuju dengan bendera HTI, berarti kamu membenci dua kalimat syahadat?

Bukan. Ini bukan bendera Tauhid dan tidak ada hubungannya dengan ketauhidan. Ini bendera HTI. HTI adalah Parpol. Hal itu ditegaskan dalam situsnya. Sebagai Parpol organisasi itu terlarang di Indonesia, sebab niatnya memang mau menghancurkan Indonesia dengan mengubah sistem pemerintahan kita. Secara hukum organisasi ini terlarang di Indonesia sama seperti PKI.

Sejarah mencatat tidak ada negara yang dimasuki HTI dan ISIS yang berubah menjadi negara hebat. Semua negara yang HTI dan ISIS-nya menguat, akan menjadi negeri porak poranda. Contohlah Libya, sebuah negara yang tadinya paling makmur di Afrika. Kini rakyatnya merana karena hadir orang-orang beringas dan serakah yang menggunakan slogan agama. Bendera yang digunakan para pengacau di Libya sama: Sama-sama bertuliskan kalimat syahadat.

Mereka yang menghancurkan Libya juga dulu berteriak seperti Felix: “Kami membawa misi agama. Ingin menegakkan khilafah.” Hasilnya? Nol besar. Rakyat di negara itu kini paling menderita. Kekejian dan kekejaman muncul dimana-mana. Kekayaan negara di jarah tangan asing. Semuanya karena ditipu oleh orang-orang yang menggunakan tulisan syahadat itu sebagai benderanya.

Bukan saatnya lagi kita berdebat apakah yang dibawa HTI sekarang adalah panji yang sama yang dibawa Rasulullah, atau berbeda sama sekali. Logikanya sih, berbeda. Wong di jaman Rasul perkembangan aksara Arab belum seperti yang ada di tulisan bendera HTI itu, kok. Tapi perdebatan itu yang mereka ingin arahkan, bahwa bendera HTI sama dengan bendera Rasul, lalu mereka mengklaim sedang mewakili Islam. Lalu mereka dengan seenaknya merusak tatanan kebangsaan kita.

Argumen Felix persis seperti pasukan Muawiyah saat terdesak dalam peperangan Shiffin menghadapi pasukan Amirul Mukminin Imam Ali Ibn Abu Thalib. Saat itu pasukan Imam Ali berhasil mendesak musuhnya yang memberontak terhadap pemerintahannya yang syah. Mereka sebentar lagi bisa dikalahkan. Tapi musuhnya licik. Mereka menancapkan lembaran-lembaran Al Quran di pedang-pedangnya.




Sebagian pasukan Imam Ali goyah. Mereka mengusulkan kepada khalifah untuk menghentikan peperangan, karena, menurut mereka musuh telah menancapkan kalimat suci Al Quran di pedangnya. Imam Ali menolak, karena tahu ini hanyalah taktik licik pasukan Muawiyah yang menggunakan simbol-simbol ayat Al Quran. Tapi orang-orang bodoh dalam pasukan meminta Imam Ali menghentikan perang. Mereka bahkan mengancam.

Orang-orang bodoh dan tekstual itu mudah ditipu dengan simbol. Mudah diperdaya dengan lembaran Al Quran yang ditempelkan di ujung pedang musuhnya. Merekalah yang kemudian dikenal sejarah sebagai kaum Khawarij. Mungkin di jaman ini, orang dengan jenis yang sama juga masih banyak. Mereka mudah diperdaya dengan bendera bertuliskan dua kalimat syahadat.

Mirip bendera HTI. Mirip bendera ISIS.

Kita tahu akhirnya, sejarah Islam terus mengucurkan darah. Dengan pedang kaum Khawarij itu jugalah Amirul Mukminin Ali ibn Abu Tholib terbunuh di sebuah subuh. Sampai kini kaum Khawarij semakin berkembang biak, juga di Indonesia. Mau bukti? Itulah mereka yang percaya bahwa bendera HTI sama sucinya dengan kalimat syahadat.

Apa salahnya umat Islam Indonesia membawa bendera bertuliskan syahadat? Tanya Felix Siauw. Jelas salah. Itu bendera HTI. Dan HTI –seperti juga PKI– adalah organsiasi terlarang di Indonesia.

Kalau tidak percaya, coba Felix mengibarkan bendera HT itu di Saudi Arabia. Atau di Turki. Saya yakin, baru juga dikerek, Felix akan langsung masuk bui. Meskipun bendera Saudi, sama-sama bertuliskan kalimat tauhid. Kenapa? Karena di Saudi atau Turki, HTI adalah organisasi terlarang.

“Kenapa di Indonesia bendera HTI masih berkibar?

“Karena di Indonesia banyak kaum Khawarij ya, mas,” jawab Bambang Kusnadi, sambil melayani pembeli di warung buburnya.














Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.