Kolom Eko Kuntadhi: DI TEMPAT LAHIRNYA BUMI MANUSIA

Pagi di Bandara Namrole, Buru Selatan, Maluku. Bersama Birgaldo. Setelah ini, kami akan melanjutkan dua-tiga jam perjalanan darat menuju Wai Ngapan menyusuri relung-relung Indonesia. Semakin ke pelosok, semakin kita tahu, Indonesia terlalu indah untuk tidak dicintai dengan hati yang penuh.

Hari ini, ratusan manusia di pelosok Indonesia akan terhias senyum, ketika lampu pertama di rumahnya menyala. Ketika sinar menyapa gelap, ada harapan yang kembali dikuak untuk masa depan yang lebih baik.

Jalan di Namrole baru dibangun. Masih tercium bau aspal saat kami susuri.







Indonesia bukan hanya Jawa dan Bali. Indonesia juga ada di Wai Ngapan. Dan semua warga Indonesia pantas menikmati pembangunan. Pantas memiliki harapan dan masa depan.

Memang masih ada gap pembangunan. Itu fakta. Ada wilayah Indonesia yang telah berlari. Dan masih banyak yang baru bisa tertatih. Presiden Jokowi berusaha merekatkan gap itu. Membangun dari pinggiran Indonesia, menyentuh pelosok bangsa ini.

Pagi di Namrole. Bau aspal masih tercium bercampur embun.

Di pulau ini dulu Pramudya Ananta Toer menuliskan Tetraloginya, sebagai tahanan politik tanpa diadili. Semoga saya sempat menengok lokasi dimana lahir karya-karya besar, sekitar satu jam perjalanan dari Wai Ngapan.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.